PESIMIS itu merendahkan kemampuan diri. Tak ada kekalahan sebelum berlomba selain karena pesimis.
Seorang anak buah kapal tampak gemetar saat berada di atas geladak kapal. Tangannya begitu kuat memegang sebuah tiang.
“Kamu baru, ya?” ucap Nakhoda.
“Iya, Pak. Saya banyak belajar tentang dunia pelayaran, tapi baru kali ini berdiri di atas geladak kapal,” ungkapnya.
“Kamu bisa berenang, kan?” tanya nakhoda lagi.
“Tentu bisa, Pak,” jawabnya singkat.
“Lantas, apa yang kamu takutkan sampai tanganmu tampak gemetar?” sergah nakhoda, tak mengerti.
“Aku takut kalau samudera akan menenggelamkan kapal ini,” ucapnya.
“Anakku, selama kapal ini tidak bocor, seluas apa pun samudera tak akan bisa menenggelamkan kapal! Kapal akan selalu berada di atas samudera,” jawab nakhoda.
Anak buah kapal itu mengangguk. Pandangannya menjurus ke depan kapal, menatap pukulan ombak yang terus mengombang-ambingkan kapal.
“Tetaplah optimis!” pungkas sang nakhoda sambil menepuk punggung anak buah kapalnya.
**
Seperti halnya kapal di lautan samudera, semangat tak akan pernah ditenggelamkan oleh pesimis. Kecuali, pesimis itu yang menelusup melalui kebocoran kapal dan akhirnya kapal semangat akhirnya tenggelam.
Jangan pernah pesimis meskipun selubang jarum, karena kegagalan besar biasanya diawali dari pesimis yang kecil. [Mh]