HADIAH itu ungkapan perhatian, penghormatan, dan cinta seseorang. Jangan lihat hadiahnya, tapi lihat pemberinya.
Hadiah bisa datang kapan saja dan dari siapa saja. Di situlah istimewanya, karena baik isi hadiah maupun si pemberinya sama-sama tidak bisa diduga.
Ada momen tertentu di mana hadiah bisa datang secara bersamaan. Misalnya dalam ulang tahun, pernikahan, dan lainnya.
Ketika momen-momen itu datang, kelaziman berharap datangnya hadiah pun sebagai hal wajar. Siapa akan memberikan apa.
Ada dua nalar yang umumnya mengalir dalam ‘sentuhan’ hadiah. Ada yang mengalir dari hadiah kepada si pemberi, ada juga sebaliknya, dari si pemberi kepada apa yang dihadiahkan.
Misalnya, seorang anak begitu senang mendapatkan hadiah yang ia suka. Si anak pun mencari jejak siapa yang memberikan itu. Maka, ia pun memuji si pemberinya.
Bisa dibilang, inilah nalar sederhana dari siapa pun yang menerima hadiah. Bahkan hewan pun menggunakan nalar ini. Anjing misalnya, tidak peduli dari siapa yang memberikannya tulang segar. Siapa pun yang memberikan, dialah yang akan ia hormati dan turuti.
Sebuah penghormatan, pujian, dan sejenisnya tercetuskan mengikuti apa yang telah ia berikan. Semakin disenangi hadiahnya, semakin tinggi penghormatan dan pujian kepada pemberinya.
Hal ini berbeda dengan umumnya orang dewasa atau kalangan tertentu yang memiliki kecerdasan lebih tinggi dari anak-anak.
Mereka sama sekali tidak melihat isi hadiahnya, tapi lebih kepada siapa yang memberikannya. Bahkan, hadiah yang tidak seberapa nilainya itu, karena menghormati dan memuji si pemberinya, akan disimpan di tempat yang sangat terhormat.
Misalnya, ketika mengunjungi kediaman orang-orang terhormat seperti pejabat tinggi, pengusaha besar, selebritas, dan lainnya; mereka akan memperlihatkan pajangan benda-benda yang menurutnya patut dimuliakan.
Ketika diamati, benda-benda itu dimuliakan bukan karena sosok bendanya, tapi karena tentang siapa yang memberikannya. Misalnya, ini hadiah dari pejabat sebuah negara itu, ini hadiah dari seorang tokoh legendaris ini, dan seterusnya.
Buat mereka yang sedang jatuh cinta pun tak jauh berbeda. Sebuah hadiah yang diterima dari orang yang sangat dicintai akan memiliki nilai berkelipatan dari nilai sebenarnya. Walaupun wujud hadiahnya hanya sekadar sebuah sapu tangan.
Nah, dalam hal ini, ada satu satu hal yang kadang kita lupa. Bahwa, Allah subhanahu wata’ala telah begitu banyak memberikan kita hadiah. Hadiah yang tampak maupun tidak, yang terukur maupun abstrak, dan seterusnya.
Sayangnya, kadang kita seperti anak-anak yang melulu menilai tentang wujud hadiahnya. Bukan siapa yang memberikannya.
Padahal, Dialah Yang Maha Tinggi dari semua petinggi. Dialah Yang Maha Kuasa dari semua penguasa. Dialah Yang Maha Agung dari semua sosok yang diagungkan. Dan Dialah Yang Maha Mencintai dari semua sosok yang sangat mencintai. [Mh]