KORUPSI bisa berbentuk apa saja. Bahkan terhadap hal yang dirasakan sangat sedikit.
Ada sebuah kisah tentang amanahnya Khalifah Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Ia begitu khawatir ada amanah yang terselewengkan oleh diri dan keluarganya.
Suatu kali, ada jatah minyak zaitun untuk warga. Jatah itu dibagi-bagi dalam wadah kecil agar bisa merata ke yang membutuhkan.
Setelah isinya diterima warga, wadahnya dikembalikan lagi ke petugas. Wadah-wadah itu disimpan di sebuah tempat di rumah Umar.
Salah seorang putra Umar yang masih kecil memanfaatkan sisa-sisa minyak zaitun yang masih menempel di bekas wadah. Ia bersihkan bekas minyak yang masih menempel di wadah untuk dioleskan ke rambutnya.
Rambut anaknya Umar pun menjadi berkilau. Hingga, Umar terheran dengan rambut anaknya itu. Darimana sang anak bisa mendapatkan minyak zaitun padahal tak ada jatah untuk keluarganya.
Setelah sang anak menjelaskan, Umar langsung meminta tukang cukur untuk memotong habis rambut anaknya itu.
Di lain kesempatan, ada jatah minyak wangi dalam jumlah besar, hadiah dari wilayah Mesir. Khalifah Umar pun membagi-bagi minyak wangi dalam wadah yang kecil agar bisa merata untuk banyak warga.
Umar meminta istrinya untuk memuatkan minyak wangi itu ke wadah-wadah kecil. Ia pun meninggalkan pekerjaan yang dilakukan istrinya itu.
Malam harinya, Umar menanyakan apakah tugas itu sudah selesai. Ternyata tugas itu memang sudah selesai. Tapi, Umar terkejut dengan aroma wangi di sekujur tubuh istrinya.
“Dari mana kau dapatkan minyak wangi ini?” tanya Umar.
Istrinya menjelaskan, ketika ia membagi-bagi minyak wangi ke wadah yang kecil, tangannya tanpa sengaja menyentuh minyak wangi. Daripada dicuci, tangannya yang bekas tersentuh minyak wangi dioleskan ke baju dan tubuhnya.
Saat itu juga, Umar meminta istrinya untuk mencuci seluruh busana yang dikenakan sehingga aroma wanginya hilang. Begitu pun dengan tubuhnya. Bahkan, Umar meminta istrinya untuk membersihkan tubuhnya dengan tanah dicampur air agar aroma wangi benar-benar hilang sempurna.
**
Sebuah penyelewangan fasilitas negara biasanya bermula dari hal kecil. Setan pun memandang baik ‘penyelewengan kecil’ itu, hingga menjadi hal lumrah.
Berhati-hatilah dengan hal yang terlihat kecil. Karena semua yang akhirnya menjadi besar merupakan proses panjang dari akumulasi hal yang dianggap kecil dan lumrah. [Mh]