ISLAM menjadi agama mayoritas dunia. Pasca peristiwa 911 di Amerika, warga Amerika dan Eropa berbondong-bondong masuk Islam.
Islam itu cahaya Allah yang dianugerahi untuk umat manusia. Dengan cahaya itu, manusia akan memakmurkan bumi dalam peradaban yang tinggi.
Pasca peristiwa 911 di Amerika, warga Amerika dan Eropa begitu penasaran dengan ajaran Islam. Awalnya didorong rasa benci, tapi kemudian berbalik menjadi muslim sejati.
Seorang ahli sejarah Amerika yang juga penulis ngetop, Garry Wills, pernah didaulat untuk mengulas seperti apa ajaran Islam secara umum.
Dihadiri ratusan pengunjung yang juga disiarkan beberapa channel televisi, Doktor lulusan Yale University Amerika ini menceritakan rasa malunya terhadap umat Islam.
Beberapa bukunya pernah ikut-ikutan membangun Islamofobia pasca peristiwa 911. Mungkin seperti itulah stereotif warga Amerika dan Eropa tentang Islam.
Suatu kali, masih menurut Garry, seorang rekan di kampusnya menanyakan siapa di antara mereka yang pernah membaca isi Al-Qur’an. Ternyata, tak seorang pun yang pernah. Padahal, mereka akademisi dan sudah terlanjur begitu banyak memvonis Islam dan muslim.
Akhirnya, para akademisi itu mendaulat Garry untuk meneliti isi Al-Qur’an. Mungkin juga, dari situ bisa dibuat karya tulis baru yang juga menarik.
Penulis yang sudah meraih penghargaan Pulitzer ini pun tertantang. Ia pun meneliti Al-Qur’an dengan terjemahan bahasa Inggris.
Dari sekian bab yang ia cermati, ada satu hal yang begitu menarik perhatiannya. Dalam Al-Qur’an tidak disebut seorang nama wanita pun, kecuali Maryam atau Bunda Maria.
“Saya terperanjat dengan nama itu disebut Al-Qur’an. Padahal, tak seorang pun nama wanita yang ada dalam Al-Qur’an. Tidak juga istri Nabi Muhammad,” ujarnya.
Bahkan, masih menurut Garry, nama Maryam tercantum dalam satu bab khusus atau Surah yang disebut Surah Maryam.
“Saya merasa malu dengan temuan sederhana ini,” ucap Garry.
Kenapa merasa malu? Karena Islam begitu memuliakan Bunda Maria dan Jesus (Nabi Isa alaihissalam).
“Itulah kenapa umat Islam memuliakan kita umat Kristen, sementara kita menghina mereka,” ucap Garry dengan begitu tenang.
Dari penelitian tentang Al-Qur’an inilah, Garry Wills menulis satu buku baru yang berjudul What the Qur’an Meant: And Why It Matters.
Gelombang baru pun terjadi. Orang-orang Amerika dan Eropa begitu penasaran dengan ajaran Islam. Dan di saat bersamaan, sejumlah tokoh-tokoh Amerika dan Eropa menyatakan diri masuk Islam.
Seorang pengamat sosial Eropa pernah menyatakan bahwa sebelum ini warga Eropa 65 persen memeluk agama Kristen. Tapi tahun terakhir ini, yang masih Kristen hanya 20-an persen.
Kemana mereka ‘pergi’? Ya, mereka memeluk agama Islam. Meskipun data statistik tidak jelas-jelas menyebut jumlah real. Hanya perkiraan halus saja.
Hal bukan sekadar ingin ditutup-tutupi. Tapi mungkin juga tidak mudah. Karena KTP atau kartu identitas warga Eropa dan Amerika berbeda dengan di Indonesia. Mereka tidak menyebut agamanya.
Fenomena itu hanya bisa ditangkap dari seberapa besar perkembangan jumlah masjid dari tahun ke tahun.
Yang terakhir, gedung Trocadero yang begitu ikonik di London dibeli seorang milyarder muslim dan akan mengubahnya menjadi masjid dan pusat dakwah Islam. Pada bulan Juli 2023 ini, izin tersebut sudah didapat.
Milyarder itu bernama Asif Aziz, kelahiran Malawi. Nilai transaksi gedung itu sebesar 220 juta poundsterling, dan daya tampung masjid di gedung itu sekitar seribu jamaah.
Di media sosial, kini begitu banyak youtuber mualaf asal Eropa dan Amerika yang begitu aktif berdakwah. Dan kreasi dakwah mereka begitu menarik dan berkesan.
Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka. Tapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya walau orang-orang kafir membencinya.” (QS. As-Shaff: 8)
Hampir setiap hari, selalu ada kejutan baru di Barat sana tentang tokoh siapa lagi yang menyatakan diri masuk Islam. Masya Allah!
Karena itu, jangan pernah merasa minder dan patah semangat karena kita seorang muslim dan berada di negeri muslim yang dikelilingi Islamofobia.
Yakinlah, bahwa kita sudah tidak lagi minoritas di dunia saat ini. Bersyukurlah dan banggalah sebagai seorang muslim. [Mh]