MANUSIA makhluk yang selalu meminta. Tapi, apa yang paling utama untuk diminta?
Sekiranya ada satu kesempatan untuk meminta kepada Allah subhanahu wata’ala. Dan, satu permintaan itu pasti akan dikabulkan, permintaan apa yang akan kita disampaikan?
Jawabannya mungkin banyak. Ada yang ingin minta sehat wal ‘afiat. Karena dengan sehat itu, banyak hal bisa dilakukan.
Ada yang minta agar diberikan ilmu yang banyak. Karena dengan ilmu itu bisa memahami banyak hal: dunia dan akhirat.
Ada juga yang minta harta yang banyak dan berkah. Karena dengan harta banyak dan berkah itu hidup menjadi lebih mudah dan sedekah pun bisa lancar.
Ada juga yang ingin minta masuk surga. Karena dengan masuk surga, usai sudah semua urusan yang diinginkan.
Ada yang ingin minta keluarga yang sakinah, mawadah, dan rahmah. Karena dengan begitu lebih mudah meraih kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Dan masih banyak pilihan permintaan lain.
Yang minta sehat wal ‘afiat bagus. Tapi, apa artinya sehat wal ‘afiat jika malas ibadah, pelit infak dan sedekah, dan hal baik lainnya.
Yang minta ilmu yang banyak juga bagus. Tapi, bukankah ilmu tidak jaminan orang akan selamat di dunia dan akhirat. Banyak yang ilmunya banyak tapi juga masuk penjara.
Yang minta harta banyak juga bagus. Tapi, bukankah begitu banyak orang yang hartanya berlimpah, hidupnya tidak bahagia. Apalagi di akhiratnya.
Yang minta ingin masuk surga juga sangat bagus. Tapi, bukankah ada yang masuk surga, tapi harus menjalani hisab yang berat dan lama atau melalui ‘pembersihan’ di neraka lebih dahulu.
Yang minta keluarga samara juga sangat bagus. Tapi, apalah arti keluarga yang bahagia kalau di akhiratnya tidak bahagia.
Jadi, apa dong satu permintaan yang bisa mewakili semua kebaikan dan kebahagiaan untuk dunia dan akhirat?
Kadang kita tidak sadar bahwa Allah subhanahu wata’ala sudah mengajarkan itu. Satu permintaan apa yang selalu kita ucapkan dalam setiap rakaat shalat kita?
Ya, satu permintaan itu adalah ‘ihdinash shiroothol mustaqiiim’. Setelah kita memuji Allah, menyebut sifat-sifat muliaNya, dan ‘merayu’Nya dengan kepasrahan total ‘iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin’, kita pun mengucapkan satu permintaan ini.
Bimbing kami ya Allah (agar selalu berada di) jalan yang lurus. Apa itu jalan yang lurus? Yaitu, jalan yang dilalui para Nabi dan Rasul, para orang shiddiq, para syuhada, dan para orang soleh.
Permintaan ini sesuai dengan hakikat hidup di dunia yang banyak simpangan, banyak godaan, banyak ujian, banyak kesusahan, dan banyak jebakan.
Itulah satu doa yang Allah cantumkan dalam Surah Al-Fatihan. Surah yang wajib kita baca dalam setiap rakaat shalat kita. Setidaknya 17 kali kita ucapkan setiap hari.
Ya Allah, bimbing kami ((untuk selalu berada di) jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat. Bukan (jalan) yang Engkau murkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Dengan senantiasa berada di jalan yang lurus, semua kebahagiaan dan kebaikan akan kita raih: di dunia dan akhirat. [Mh]