ChanelMuslim.com- Hujan itu rahmat dari Allah. Hujan menyejukkan, menenangkan, mensucikan, bahkan membersihkan hati dari cengkeraman setan.
Jangan pernah salah sangka dengan hujan. Itulah rahmat atau ungkapan sayang Allah yang langsung diturunkan kepada manusia, hewan, tumbuhan, dan makhluk-makhluk lain.
Ketika menjelang Perang Badar, para sahabat merasa gelisah. Jumlah mereka hanya sepertiga dari jumlah musuh. Lebih para lagi, peralatan tempurnya pun jauh di bawah pasukan musuh yang super lengkap.
Salah satunya, tak adanya kavaleri pasukan berkuda. Hanya beberapa sahabat saja yang kebetulan ikut bertempur dengan mengendarai kuda. Sementara pasukan musuh, lengkap dengan satuan-satuan kuda itu.
Begitu pun dengan posisi tempat pasukan muslimin. Posisinya sangat tidak menguntungkan. Jauh dari sumber air, karena daerahnya sudah dikuasai pasukan musuh. Tanah yang ditempati pun pasir semua, sehingga susah untuk menjadi pijakan kaki.
Satu lagi yang tidak kalah menggelisahkan para sahabat. Sebagian mereka ada yang belum mandi junub dan suci dari hadas. Sementara, di lokasi tak ada air dan batu. Yang ada hanya pasir.
Setan-setan pun memantapkan kegelisahan para sahabat dengan bisikan keraguan. Antara lain, “Sepertinya kalian ini bukan orang-orang istimewa. Kalau ada nabi di sekitar kalian, tak mungkin keadaan kalian seperti saat ini.” Dan seterusnya.
Apa yang berikutnya terjadi? Allah subhanahu wata’ala menurunkan dua rahmatnya sekaligus. Pertama, turunnya rasa kantuk yang luar biasa sehingga semua para sahabat itu tertidur, kecuali Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang shalat hingga fajar.
Kedua, Allah juga menurunkan hujan yang deras di medan pertempuran itu. Dengan air itu, para sahabat bisa memanfaatkan untuk bersuci, dan menampung air itu untuk persediaan minum. Hujan juga mengeraskan tanah berpasir sehingga mantap untuk menjadi pijakan kaki.
Dengan hujan dan tertidur pulasnya mereka, rasa letih, gelisah, takut, dan was-was para sahabat pun hilang. Mereka yakin bahwa bersama mereka ada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Seperti itulah gambaran tentang rahmat Allah berupa hujan yang turun di saat-saat kritis pasukan muslimin dalam Perang Badar. Hal itu Allah abadikan dalam Surah Al-Anfal ayat 11.
Saat ini, kita memang tidak sedang berperang seperti yang dialami para sahabat radhiyallahum ajmai’in. Tapi, peperangan melawan setan masih tetap kita lakukan hingga kematian datang.
Cobalah berbaik sangka dengan turunnya hujan. Sentuh kesejukannya. Syukuri kehadirannya di tengah kegersangan tanah dan hati kita.
Sucikanlah hati dan fisik kita dari kotoran yang terlihat dan yang tidak. Dengan begitu, kita sedang mengusir setan-setan yang bersemayam dalam diri kita. [Mh]