ChanelMuslim.com- Selalu ada hikmah di balik bencana. Bersabarlah, dan berbaik sangkalah. Karena tidak semua ungkapan sayang selalu dalam bentuk belaian.
Bencana bisa berbentuk apa saja. Ada yang skala individu, ada juga yang massal. Salah satu bentuk yang massal adalah bencana alam: banjir, longsor, gempa, badai, tanah longsor, dan erupsi gunung.
Tidak ada murka Allah untuk yang beriman. Yang ada teguran atau ujian. Dua-duanya merupakan ungkapan sayang Allah.
Teguran diturunkan agar yang beriman mau kembali dari kelalaiannya. Dan ujian ditimpakan agar yang terkena musibah mendapat ridha dan ampunan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Kala Allah mencintai suatu kaum, Allah uji mereka. Siapa yang ridha dengan ujian itu, Allah akan ridha dengan mereka. Siapa yang murka dengan itu, Allah juga murka dengan mereka.” (HR. Turmudzi dan Nasa’i)
Jadi persepsi bahwa orang soleh selalu mengalami yang enak dan nyaman, tidak sepenuhnya benar. Justru semakin soleh, semakin berat pengalaman bencana yang dialami.
Nabi dan Rasul merupakan sosok yang paling berat ujiannya. Ketidaknyamanan hidupnya begitu dahsyat. Ada yang disiksa, diusir dari kampung halaman, bahkan dibunuh. Nabi Yahya bin Zakaria alaihissalam adalah di antara mereka.
Begitu pun generasi sesudah mereka. Dari empat khulafaurrasyidin: Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali; hanya satu yang wafatnya karena sakit. Selebihnya karena terbunuh.
Dua pemuda yang paling Rasul cintai adalah Hasan dan Husein. Dan keduanya wafat karena terbunuh oleh tangan-tangan zhalim.
Begitu pun dengan generasi sesudah mereka. Dari empat ulama mazhab: Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hambal; hanya Imam Syafi’i yang tidak begitu banyak mengalami siksaan. Sementara yang lainnya mengalami penjara, siksa, dan upaya pembunuhan.
Allah menginginkan sikap sabar dan ridha mereka yang tertimpa musibah. Tetap berbaik sangka dengan Allah, meskipun mengalami hal yang pahit.
Dari kepahitan musibah itu, Allah anugerahkan mereka pahala sabar. Inilah pahala yang balasannya tanpa hisab. Hingga mereka bertemu Allah dalam keadaan bersih.
Jadi, ketika musibah silih berganti datang, tetaplah baik sangka kepada Allah. Tunjukkan sikap ridha dan sabar. Karena di situlah hikmah bisa didapatkan. [Mh]