ChanelMuslim.com- Selalu ada yang baru di hari baru. Baru dari sisi bahagianya, baru juga dari sisi problematikanya.
Hidup ini memang dirancang sebagai ring adu uji. Selama masih ada nafas, selama itu pula ujian akan datang silih berganti.
Ketika masih remaja, ujiannya seputar tentang remaja. Mungkin masalah uang jajan, masalah pertemanan, masalah cinta-cintaan, dan lainnya.
Ketika di usia dewasa, ujiannya lebih berbobot lagi. Boleh jadi tentang pekerjaan, tentang biaya hidup, dan juga tentang jodoh.
Begitu pun ketika sudah berkeluarga. Ujiannya jauh lebih berbobot lagi. Tentang penghasilan yang kurang memadai, tentang tempat tinggal, tentang problematika anak, konflik dengan pasangan, dan lainnya.
Begitu juga di saat sudah ada cucu. Ujiannya tentu akan lain lagi. Antara lain, tentang ditinggal mati suami atau istri, tentang kesehatan, dan lainnya.
Itulah dinamika hidup. Tak seorang pun bisa keluar dari ring ujian itu. Kalaupun dipaksakan untuk keluar dari kenyataan, akan ada kenyataan baru yang belum tentu lebih ringan masalahnya.
Jadi, memahami keniscayaan ini akan meluruskan paradigma kita tentang ujian hidup itu. Bahwa, ujian itu bukan untuk dihindari. Tapi harus dihadapi.
Sebelum persiapan teknis, ada kesiapan lain yang jauh lebih penting. Yaitu persiapan mental menghadapi segala bentuk ujian.
Pertama, Allah hanya menguji hambaNya sesuai kemampuan si hamba.
Allah Maha Tahu keadaan kita. Dan masing-masing orang punya kemampuan yang berbeda. Di situlah kenapa ujian masing-masing orang tidak sama. Polanya sama: mengikuti kemampuan kita.
Dengan kata lain, kalau Allah memberikan sebuah ujian, jangan pernah meremehkan kemampuan diri sendiri. Yakini bahwa kita bisa mengatasinya.
Kedua, ujian itu tes kenaikan kelas.
Setiap orang punya mutu di sisi Allah subhanahu wata’ala. Dan ketika Allah menginginkan kita naik kelas, kita diuji dulu.
Ketika kita siap dan sabar menghadapi ujian, tanpa sadar sebenarnya kita sudah naik kelas. Setidaknya, kita punya pengalaman hidup yang memberikan pelajaran tersendiri.
Ketiga, ujian itu bentuk kasih sayang Allah.
Jangan salah paham tentang ujian. Jangan anggap bahwa ujian hidup itu akibat dari dosa atau kesalahan kita. Bukan juga karena Allah tidak lagi menyayangi kita.
Justru sebaliknya, ujian itu bentuk cinta Allah kepada hambaNya. Hal itu disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Jika Allah mencintai seorang hamba, Allah mengujinya.”
Karena itu, sambutlah cinta Allah itu dengan lapang dada dan baik sangka. Insya Allah, tak ada masalah hidup yang tanpa solusi. Selalu ada jalan keluar.
Kunci awalnya ada dalam diri kita sendiri: hadapi, jangan lari. [Mh]