ZAMAN penuh dusta akan tiba. Nilai menjadi terbalik. Banyak orang yang terpedaya.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebelum munculnya Dajjal, akan ada beberapa tahun munculnya para penipu.
“Sehingga, orang jujur didustakan, sementara pendusta dibenarkan. Orang yang amanah dikhianati, sementara orang yang berkhianat dipercaya dan para ruwaibidhah angkat bicara (berfatwa).”
Ada yang bertanya, “Apa itu ruwaibidhah, Ya Rasulullah?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Orang fasik yang berbicara (berfatwa) tentang persoalan publik (umat).” (HR. Ahmad)
**
Rasanya, apa yang disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang tahun-tahun penuh dusta sudah tiba.
Rasanya pula, para ruwaibidhah juga sudah banyak. Mereka datang dari berbagai kalangan: pejabat, pemerhati, ilmuwan, bahkan yang bersosok ulama.
Outputnya sama: manipulasi informasi atau kebohongan. Yaitu, manipulasi yang disajikan dengan kecanggihan olah penampilan, olah kata-kata, olah desain penyajian atau media informasi, dan lainnya.
Ketika berita dibacakan, ketika arahan disampaikan, ketika pendapat diutarakan; kita sulit membedakan: ini manipulasi kebohongan atau informasi dan pendapat yang jujur.
Tapi yang jelas, para pembohong yang berhias tokoh publik atau umat itu dikagumi dan diikuti begitu banyak orang.
Ketika tahun-tahun itu benar-benar tiba, perbanyaklah zikrullah, tilawah Al-Qur’an, tekun ibadah, dan tentu saja: jangan pernah jauh dari para ulama yang soleh.
Merekalah para pewaris Nabi. Merekalah yang bisa menyingkap, mana yang benar dan mana yang dusta. [Mh]