ChanelMuslim.com- Hari ini, 20 Agustus 2018, jutaan jamaah haji sudah berkumpul di sebuah tanah lapang yang bernama Arafah. Letaknya di sebelah timur Kota Mekah.
Suasana begitu ramai, penuh sesak manusia, Tapi, tidak seperti umumnya tempat-tempat yang ramai dan sesak, Arafah seperti memberikan kesejukan lain bagi mereka yang berada di sana. Kesejukan batin yang teramat dalam, hening dan tenang.
Semua bersimpuh, menundukkan segala ego, memenjarakan syahwat, dan mendidik nafsu duniawi ke posisi yang semestinya. Lupakan segala yang dimiliki, abaikan segala gairah materi yang selama ini melenakan.
Saat itu, manusia seolah berada di dunia lain yang belum pernah ia kunjungi dan bayangkan. Sebuah dunia yang tidak lagi ada sekat antara hamba dengan Allah swt. Tak ada sekat harta, jabatan, status sosial, titel pendidikan, dan lainnya. Semua berada di tempat yang sama, dan dengan busana yang sama: putih dan putih.
Sebuah suasana yang mengendapkan manusia pada sebuah keadaan yang akan mereka jumpai di akhirat sana: padang mahsyar.
Arafah seperti makna katanya yang berarti mengenal atau mengerti, menggiring semua yang hadir di sana tentang perjumpaan dengan Allah swt. di tempat berkumpul terakhir.
Seperti ingin menyampaikan sesuatu yang teramat penting, Arafah berujar, “Wahai hamba-hamba Allah, seperti inilah kelak kalian akan berkumpul di suatu tempat dan masa yang sudah pasti. Tak berlaku lagi harta kalian, jabatan, dan berbagai atribut duniawi yang hanya sementara.
“Wahai hamba-hamba Allah, perhatikanlah busana yang kalian kenakan saat ini. Sebuah busana kebesaran yang akan kalian kenakan kelak menghadap Allah swt. Putih tanpa warna, polos tanpa corak, sama tanpa ada perbedaan sedikit pun.
“Wahai hamba-hamba Allah, jika kalian telah menemukan titik terang di mana kalian ingin memperbaiki diri, ini bukan pertemuan terakhir seperti yang akan kalian jumpai di padang mahsyar nanti. Silakan perbaiki ketika kalian pulang ke rumah dan negeri kalian. Letakkan atribut dunia dan segala kemolekannya di tempat yang semestinya, bukan di hati dan ruh yang hanya untuk Allah swt.
“Wahai hamba-hamba Allah, tundukkan kepala kalian yang kerap berpikir liar tentang nafsu, paksa tangan kaki kalian untuk sesaat bersimpuh di hadapan yang Maha Memiliki dan Menguasai alam raya, Allah swt.
“Wahai hamba-hamba Allah, kini kalian telah memahami siapa dan kemana kalian akan pergi. Dan di sinilah kalian mendapatkan pujian dan naungan dari Allah swt.”
Ya Allah, kami menyambut panggilanMu. Tidak ada sekutu bagiMu. Segala pujian dan kenikmatan hanya milikMu. Wahai Yang Maha Perkasa, tidak ada sesuatu pun yang menyetarakanMu. (Muhammad Nuh)