MASALAH persendian menjadi masalah umum yang dijumpai pada lansia. Agar persendian tetap sehat sehingga ibadah lansia tetap lancar, Salimah Tulungagung dengan menghadirkan narasumber dr. Wahyu Sita Wardani, M.Ked.Klin, Sp.KFR, dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi pada Sekolah Lansia Salimah (Salsa) pada Ahad (24/8/2025) di Sima Lab Tulungagung.
Dr. Sita, panggilan akrabnya, menyoroti masalah kesehatan yang umum dialami lansia, khususnya nyeri pada sendi, otot, dan tulang. Menurutnya, gejala seperti nyeri berulang, kekakuan sendi, kelemahan otot, hingga mudah lelah merupakan tanda penurunan fungsi tubuh yang harus diwaspadai.
“Nyeri adalah alarm tubuh. Ia memberi sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak normal. Karena itu, jangan diabaikan atau dipaksakan. Tubuh perlu didengarkan dan aktivitas harus disesuaikan dengan kondisi fisik,” jelas dokter yang menempuh spesialisasinya di Universitas Airlangga pada tahun 2015-2019 ini.
Lebih lanjut, dr. Sita menekankan bahwa aktivitas fisik merupakan bagian penting dalam menjaga kesehatan lansia. Latihan yang dilakukan secara teratur, terukur, dan sesuai kapasitas tubuh terbukti mampu memperlambat penurunan fungsi akibat penuaan.
Menurut dokter yang berpraktik di RSUD dr Iskak Tulungagung ini, ada beberapa bentuk latihan sederhana yang dapat dilakukan lansia, antara lain latihan kelenturan untuk melemaskan otot yang kaku, latihan penguatan untuk menjaga kekuatan otot, serta latihan keseimbangan guna mencegah risiko jatuh.
Selain aspek fisik, aktivitas teratur juga membawa manfaat psikologis, seperti memperbaiki suasana hati, menurunkan stres, meningkatkan kualitas tidur, hingga menjaga fungsi kognitif. Dengan demikian, aktivitas fisik tidak hanya berperan dalam menjaga tubuh tetap bugar, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh.
Dalam paparannya, dr. Sita juga menjelaskan prinsip-prinsip penanganan nyeri yang dapat diterapkan di rumah. Beberapa di antaranya adalah:
• Istirahat dan proteksi area nyeri dengan posisi yang tepat.
• Kompres dingin atau hangat sesuai kebutuhan untuk meredakan nyeri.
• Koreksi postur dan menjaga ergonomi tubuh saat beraktivitas.
• Penggunaan alat bantu seperti korset atau deker jika diperlukan.
• Tetap bergerak dengan olahraga ringan yang sesuai, agar otot tidak semakin melemah.
Menurutnya, langkah-langkah sederhana ini akan membantu lansia tetap aktif tanpa memperparah keluhan nyeri.
Salah satu poin penting yang ditekankan dr. Sita adalah bagaimana lansia tetap dapat beribadah tanpa memperburuk kondisi sendi. Ia mencontohkan, shalat bisa dilakukan dengan posisi duduk di kursi ketika lutut sedang sakit, atau mengaji dengan bantuan meja kursi agar tidak menimbulkan nyeri punggung.
“Intinya, ibadah tidak boleh menjadi beban bagi sendi. Posisi dapat dimodifikasi agar tetap aman, sehingga ibadah berjalan lancar dan tubuh tetap terjaga,” paparnya.
Edukasi kesehatan kali ini memberikan gambaran bahwa menjaga kesehatan lansia tidak hanya sebatas mengobati keluhan, melainkan juga melibatkan upaya pencegahan melalui pola hidup sehat, aktivitas fisik terukur, dan modifikasi aktivitas sehari-hari.
Dengan bekal ilmu dari bidang kedokteran fisik dan rehabilitasi, dr. Sita menegaskan bahwa lansia tetap bisa menjalani kehidupan yang aktif, produktif, dan penuh makna asalkan mampu merespons sinyal tubuh dengan bijak serta menjaga keseimbangan antara istirahat, gerak, dan ibadah. [Mh/fat, Salimah]