ChanelMuslim.com – Di Indonesia, umat muslim Tuli kehilangan akses untuk mengkaji Islam secara kaffah layaknya umat muslim Dengar lainnya. Deaf Muslim Community adalah hasil kolaborasi the Little Hijabi Homeschoolling yang didirikan oleh Galuh Sukmara.
Deaf Muslim Community adalah wadah umat muslim Tuli untuk menjemput hidayah-Nya melalui kegiatan-kegiatan keislaman melalui bahasa isyarat secara meluas.
Kondisi muslim Tuli mengalami hambatan dalam mengakses informasi, pengetahuan agama Islam, Quran dan kajian Islam tanpa akses bahasa isyarat. Orang tua muslim mengalami kesulitan bagaimana mendidik anak-anak Tuli tentang agama Islam sehingga mereka makin terbelakang.
Nia, salah satu anggota DMC (Deaf Muslim Community) yang dibantu oleh Silva, salah satu juru bahasa isyarat dari teman-teman Tuli mengaku Deaf membantu mereka mengenal Islam lebih mendalam.
“Deaf Muslim Community dilatarbelakangi oleh teman Tuli banyak yang hijrah dan tapi masih sendiri-sendiri. Akhirnya kita sering ketemu di Little Hijabi, sekolah bilingual yang fokus pada kurikulum keislaman untuk anak-anak Tuli. Guru-guru Tuli yang mengajarkan anak-anak Tuli di sana sehingga bisa mengenal Allah. Di sinilah tempat yang tepat untuk kami dalam proses berhijrah,” cerita Nia saat ditemui di salah satu booth HijrahFest, Ahad (26/5/2019).
Deaf Muslim Community yang memiliki misi membesarkan asma Allah Subhanallahu Wa Taala melalui isyarat-isyarat cinta-Nya dalam kehidupan umat muslim Tuli memiliki beberapa program yaitu mengadakan kajian Islam khusus Tuli, riset dan pengembangan isyarat Islam, advokasi hak-hak Tuli muslim terhadap Islam dan menyebarluaskan dakwah Islam Tuli lewat media.
“Jakarta kota yang besar, banyak pelayanan publik seperti juru bahasa, organisasi, ada perkumpulan, dan anak-anak Tuli bisa aktif tetapi mereka belum mengenal Allah. Jadi seiring perkembangan aktif anak-anak Tuli, mereka belum mengenal Allah. Kami berkumpul dengan mensosialisasikan materi pelajaran untuk anak-anak tentang keislaman. Materi keislaman yang kami sampaikan adalah hasil kolaborasi the Little Hijabi dan QuranID Project,” terang Nia.
[gambar1]
Sementara itu, Galuh Sukmara selaku pendiri the Little Hijabi mengatakan The Little Hijabi banyak orang berpikir adalah sekolah Islam terpadu tapi bukan.
“Little hijabi saya dirikan karena hati saya hampa ingin mengenal Allah dan Islam tapi tidak ada akses dan untuk menjawab mengapa Allah menciptakan saya dan teman-teman lain Tuli tidak bisa mendengar,” cerita Galuh Sukmara.
Galuh Sukmara pun memaparkan perbedaan the Little Hijabi dan Deaf Muslim Community, jika the Little Hijabi untuk anak-anak dan rasanya kurang pas jika Tuli dewasa yang ingin belajar agama Islam disatukan oleh anak-anak, makanya dipisahkan the Little Hijabi dan Deaf Muslim Community didirikan baru kurang lebih 1 minggu dengan 10 anggota teman-teman Tuli.
Deaf Muslim Community mempunyai misi untuk membangun generasi Islam terbaik dengan menyediakan akses tanpa batas dalam mengajarkan Islam bagi saudara muslim Tuli. Deaf Muslim Community membuka booth di acara HijrahFest bertempat di Jakarta Convention Center dari tanggal 24-26 Mei 2019 mengajak teman-teman Dengar atau Tuli untuk mengikuti pelatihan juru bahasa isyarat Islam dengan instruktur Tuli muslim yang berkompeten.
Bahasa isyarat adalah fitrah bagi individu Tuli yang dianugerahkan oleh Allah Taala dan sebagai pintu informasi, pintu ekspresi, pintu interaksi dan ilmu pengetahuan juga khazanah bagi teman Tuli. [Farah/red]