ChanelMuslim.com – Ummu Syuraik radhiallahu ‘anhaa yang memiliki nama asli Ghazyah binti Jabir bin Hakim, sangat mengerti konsekuensi yang harus ditanggungnya sebagai muslimah, ia mengabdikan seluruh hidupnya untuk menyebarkan dakwah tauhid, menegakkan kalimat Allah dan mengibarkan bendera Laa ilaaha illallah, Muhammad Rasulullah.
Ummu Syuraik mulai menjalankan aktivitas dakwanya. Secara diam-diam, ia menjumpai beberapa wanita Quraisy untuk menyampaikan dakwah Islam kepada mereka tanpa merasa bosan maupun lelah.
Baca Juga:Ummu Waraqah Binti Al-Harits, Wanita Penghimpun Al-Qur’an
Ummu Syuraik, Wanita yang Diberi Minum dari Langit
Ia sangat paham bahwa aktivitas ini menuntut berbagai bentuk pengorbanan dan kesiapan mengalami penderitaan. Ia mengetahui bahwa berbagai cobaan akan menghadangnya baik yang berkaitan dengan jiwa maupun harta.
Baginya iman bukan sekedar pernyataan verbal melainkan suatu realitas yang penuh dengan tanggung jawab amanah yang sarat dengan beban serta perjuangan panjang yang menuntut kesabaran.
Takdir Allah menggariskan bahwa tidak lama kemudian gelombang ujian dan cobaan mulai mendera kehidupannya.
Ibnu Abbas menuturkan hati, “Ummu Syuraik ra. tersentuh Islam sejak masih tinggal di Mekkah, maka ia pun memeluknya.
Setelah itu, mulai menemukan wanita-wanita Quraisy secara diam-diam untuk mengajak mereka memeluk Islam. Tetapi aktivitasnya terendus oleh para pemuka Mekkah, sehingga mereka menangkapnya dan berkata,
“Seandainya tidak mempertimbangkan kaum kerabatmu, maka kami tidak akan segan-segan mempermalukanmu. Kami akan mengembalikanmu pada mereka.”
Ummu Syuraik menuturkan pengalamannya tersebut, “Mereka menaikanku ke atas unta yang tidak dilengkapi dengan pelan atau lainnya. Lalu membawaku selama tiga hari tiga malam tanpa memberikan makan atau minum.
Pada suatu hari ketika mereka beristirahat, biasanya, jika beristirahat mereka membiarkanku kepanasan sedangkan mereka berteduh. Mereka juga tidak memberiku makan atau minum, sampai tiba waktu melanjutkan perjalanan.
Akan tetapi dalam kesempatan istirahat kali ini, tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang dingin menetes di tubuhku, lalu menetes kembali setelah kuraba ternyata itu adalah tetesan air dari sebuah ember.
Maka aku segera minum sedikit. lalu ember terangkat dan kembali lagi, aku mengambilnya lagi dan minum sedikit.
Lalu ember itu terangkan dan kembali lagi kejadian itu terulang beberapa kali dan aku meminumnya sedikit demi sedikit sampai puas.
Kemudian aku membasuh seluruh tubuh dan pakaianku, ketika orang-orang yang membawa aku terbangun mereka terkejut karena melihat bekas tumpahan air ada dimana-mana dan mendapati ku tampak lebih segar dari sebelumnya.
Mereka menuding, “Engkau telah membuka ikatan, lalu mengambil air kami dan meminumnya. ” Aku menjawab, “Demi Allah aku tidak melakukan melainkan yang terjadi adalah begini, begini dan begini.”
“Jika pengakuanmu itu benar maka agamamu lebih daripada agama kami.”
Untuk membuktikan pengakuanku, mereka memeriksa wadah-wadah air yang mereka bawa, ternyata semua tetap seperti semula. Maka saat itu juga, orang-orang musyrik yang membawaku itu menyatakan diri masuk Islam.”