USAID yang diperintah Sa’d bin Muadz untuk mengusir Mush’ab, utusan Rasulullah, semestinya sudah harus kembali ke Sa’d melaporkan tugas yang diembannya. Melaporkan keberhasilannya mengusir Mush’ab.
Ya… ia kembali Sa’d.
Belum lagi ia mendekat ke tempat Sa’d, Sa’d berkata kepada orang-orang di sekitarnya, “Aku bersumpah, Usaid datang dengan wajah yang berbeda saat ia meninggalkan kalian tadi.”
Baca Juga: Kisah Orang Jepang Masuk Islam Karena Susah Tidur
Siasat Usaid Mengajak Sa’d bin Muadz Masuk Islam
Memang benar. la berangkat dengan wajah masam penuh kemarahan dan emosi. Kemudian, ia kembali dengan wajah penuh kedamaian, kelembutan dan bercahaya.
Usaid memutuskan akan mempergunakan kecerdikannya. la tahu benar bahwa Sa’d bin Mu’adz sama dengan dirinya. Jiwanya bersih, memiliki kemauan keras, ketenangan berpikir, dan ketepatan penilaian.
la yakin, Sa’d pasti akan menerima Islam. Hanya saja ia harus mendengarkan terlebih dulu seperti dirinya.
la harus mendengarkan terlebih dulu ayat-ayat Al-Qur’an dibacakan dan ditafsirkan dengan indah oleh duta Rasulullah, Mush’ab bin Umair.
Seandainya ia mengatakan terus terang, “Aku sudah masuk Islam, maka kamu juga harus masuk Islam,” pasti akan menimbulkan pertentangan yang berakibat buruk.
Karena itu, ia harus menyulut kemarahan Sa’d sampai ia mau pergi ke tempat Mush’ab agar melihat dan mendengar tentang Islam.
Lantas, cara apa yang harus dilakukan?
Mush’ab singgah di rumah As’ad bin Zurarah sebagai tamu. Sementara As’ad adalah sepupu Sa’d bin Muadz.
Berpijak dari sinilah, Usaid berkata kepada Sa’d, “Aku mendapat berita bahwa bani Haritsah mengerahkan orang-orangnya untuk membunuh As’ad bin Zurarah. Padahal, mereka tahu bahwa dia adalah sepupumu.’
Sa’d langsung berdiri dengan wajah marah. la mengambil tombak, bergegas ke rumah As’ad. Mush’ab dan kaum muslimin sedang berada di sana.
Ketika sampai di rumah As’ad, ia tidak mendapati keributan atau kegaduhan. Yang ada hanyalah kedamaian dan ketenangan yang menyelimuti segenap jamaah yang duduk mengelilingi Mush’ab, yang sedang membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan khusyu’, dan mereka mendengarkan dengan saksama.
Sa’d menyadari bahwa ia telah terjebak dalam siasat Usaid, menggiringnya agar mendengarkan kata-kata Mush’ab bin Umair.
Firasat Usaid tentang Sa’d tidak meleset. Tidak lama setelah mendengarkan ucapan Mush’ab. Allah memberinya hidayah. Kini, ia sudah bergabung dalam barisan orang-orang beriman.
Sumber: Biografi 60 Sahabat Nabi, Penerbit Al Itishom
[Ai/Ln]