ChanelMuslim.com – Sarah wanita mulia berbudi luhur, pada akhirnya tetaplah seorang wanita biasa yang terbakar api cemburu setelah yang menawarkan kepada suaminya, Ibrahim, untuk menikahi seorang budak wanita agar bisa melahirkan keturunan yang mampu meneruskan perjuangan dakwahnya.
Kisah ini bermula saat negeri Palestina yang ditempati oleh Nabi Ibrahim dan Sarah mengalami kekeringan. Kedua pasangan suami istri ini memutuskan untuk berimigrasi ke negeri seberang, Mesir.
Setibanya di Mesir, Sarah yang sangat cantik dan menawan menarik perhatian seorang punggawa Raja Mesir. Ia melaporkan kepada sang Raja bahwa telah datang di negeri Mesir seorang wanita cantik yang mungkin diinginkan oleh sang Raja.
Baca Juga: Sarah Perempuan Tercantik Sejagat
Sarah Terbakar Api Cemburu
Akhirnya Sarah, diperintahkan oleh sang Raja untuk dibawa kehadapannya. Raja ini adalah raja yang sangat zholim ia bernama Fir’aun. Ia bisa mendapatkan seluruh yang ia inginkan dengan cara apapun.
Singkat cerita, Fir’aun tidak bisa menyentuh Sarah, karena perlindungan Allah kepadanya melalui do’a Nabi Ibrahim. Fir’aunpun memberikan kepada Sarah hadiah seorang budah wanita untuk dibawanya pulang kembali ke negerinya.
Budak itu bernama Hajar. Seolah kepergian Ibrahim dan Sarah ke Mesir hanya untuk menjemput Hajar. Di bawalah Hajar ke negeri Palestina, hidup sebagai budak yang dimiliki oleh Sarah.
Bertahun-tahun lamanya Sarah mengharapkan kehadiran seorang anak, namun ia tak kunjung dikarunia seorang anakpun. Ia mulai cemas memikirkan nasib penerus dakwah yang akan melanjutkan tugas suaminya, Ibrahim.
Mengingat usia keduanya yang tidak lagi muda, kerut di kulit mereka semakin tajam. Sarah meminta Ibrahim untuk menikahi Hajar, berharap dari Hajarlah lahir seorang penerus dakwah.
Sarah melihat Hajar adalah wanita yang mulia dan menjaga kehormatannya. Ia rela jika suaminya bersama Hajar. Padahal Ibrahim sebenarnya tidak mengharapkan itu, ia tidak ingin menyakiti hati Sarah. Namun, Sarah tetap membujuknya agar menikahi Hajar.
Ibrahim dan Hajarpun menikah, dan tak lama setelah itu Hajar dikaruniai kehamilan. Di sinilah mulai mucul api cemburu pada hati Sarah. Meskipun dirinya sendirilah yang mengusulkan untuk menikahi Hajar, namun perempuan tetaplah perempuan.
Sarah mulau cemas jika perhatian Ibrahim akan ditujukan kepada Hajar dan anak yang dikandungannya. Ia merajuk pada Ibrahim dan mengadukan kegundahan hatinya.
Ibrahim memahami perasaan Sarah, ia tetap memberikan perhatian yang sama pada Sarah. Tidak terbesit dalam pikirannya sedikipun untuk berpisah dengan Sarah.
Sarah sudah berjuang bersamanya selama bertahun-tahun. Ia telah mendampinginya melewati kegetiran hidup. Menjadi support system-nya sebagai juru dakwah yang bahkan pernah diusir oleh kaumnya sendiri. Sarah tetap setia dan menemani apapun kondosi Ibrahim saat itu.
Ibrahim sangat memahami perasaan Sarah, yang ia lakukan adalah mendengar segala kegelisahannya dan meyakinkan dirinya bahwa perhatiaan dan perasaan yang ia miliki terhadap Sarah masih sama.
Sarah berhasil mengatasi kegelisahan itu, hingga Ismail anak dari Ibrahim dan Hajar lahir. Meskipun cemburu masih menghantui perasaannya.
Namun ini menujukkan bahwa kehidupan rumah tangga, pada seorang Nabi sekalipun, pasti akan mengalami masalah dan cemburu adalah salah satu bumbu dari kehidupan rumah tangga. Cemburu inilah yang semakin memperkuat hubungan antara Sarah dan Ibrahim.[Ln]