ChanelMuslim.com – Santri hafal al-qur’an duel dengan penjahat kambuhan ini ditulis oleh: H. Jhon Edy Rahman, S.H., M.Kn. (Founder dan CEO PQI/PQE). Dunia santri baru saja berkabung, salah satu santri terbaik di pesantren terbaik dipanggil oleh Allah Subhanahu wa taala.
Dengan cara mengenaskan menurut ukuran kita karena ditusuk secara keji dan kejam oleh penjahat kambuhan pada saat terbaiknya.
Ketika Almarhum menjemput kedatangan IBUNYA sebagai bakti dan hormat seorang anak kepada orang yang dicintainya, akan tetapi, di saat itulah Allah menakdirkan kesyahidannya.
Semoga Allah subhanahu wa taala memberikan tempat terbaik sebagaimana yang dijanjikannya kepada para syuhada’. Amin YRA…. sebagaimana janjinya terhadap orang yang meninggal mempertahankan hak milik pribadinya.
Mendengar duka tersebut, pikiran saya melayang teringat peristiwa yang terjadi 7-8 tahun yang lalu di Pesantren Qur’an elTAHFIDH Cileungsi Bogor.
Ketika terbangun kira-kira pukul 03.30 WIB, saya melihat HP yang kebetulan ada beberapa miscall dengan jam menunjukkan beberapa menit sebelumnya (HP memang selalu aktif tapi di-silent). Ketika melihat berita di Group Pimpinan Pesantren Qur’an elTAHFIDH terlihat 2 foto lelaki besar yang sedang terbaring di atas tempat tidur rumah sakit, lelaki yang satu agak kurus tinggi sekitar 175 cm dengan kepala diperban setelah selesai dijahit (dekat ubun-ubun).
Baca Juga: Sepotong Cinta yang Terluka
Santri Hafal Al-Qur’an Duel dengan Penjahat Kambuhan
Pria tersebut adalah santri kami RIAN yang berasal dari utusan Kalimantan, Alhamdulillah telah siuman dan dinyatakan dalam kondisi baik. (Alhamdulillah sebagai Pimpinan, saya sangat lega).
Sementara lelaki yang satunya lagi dengan badan yang gempal dengan tinggi yang tidak kurang dari 175 cm tergeletak masih dengan kondisi menunggu penanganan, lelaki tersebut ternyata adalah Penjahat Kambuhan yang tertangkap oleh ananda RIAN kemudian ramai-ramai dijadikan sarana latihan (sansak oleh 50 orang santri lainnya) dan selanjutnya menyusul ananda RIAN ke rumah sakit yang sama dibawa oleh aparat Kepolisihan setempat untuk mendapatkan perawatan.
Saya memang tinggal tidak di Pesantren, kira-kira 30 km dari Pesantren, tepatnya di Condet Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur.
Peristiwa tersebut terjadi, menurut informasi yang saya dapatkan, diceritakan bahwa ketika menjelang pagi tersebut terjadi pengejaran oleh 2 orang santri terhadap 2 orang penjahat yang menurut keterangan santri tersebut telah mengambil laptop dan HP-nya (Ananda Niko).
Niko yang merasa HP dan laptopnya ada yang mengambil, berteriak dan mengejar kedua pria tersebut.
Qodarullah, Niko terjatuh karena memang kondisi Pesantren Qur’an elTAHFIDh masih banyak semak-semak dan gelap, belum seperti saat ini.
Ananda RIAN terbangun mendengar teriakan Niko dan langsung mengejar. Salah satu penjahat tersebut terjebak di tebing dan berteriak, “Saya dikejar.” Temannya yang sudah duluan sampai atas menjawab, “Habisi saja”.
RIAN yang sudah dekat dengan penjahat tersebut akhirnya berduel di tengah gelap dan di lokasi yang sangat sempit. RIAN terdesak karena penjahat menyerang dangan CELURIT.
Duel dengan penjahat terjadi sangat sengit karena RIAN memang pemegang sabuk merah Taekwondo, namun dalam kondisi gelap ternyata RIAN berdarah-darah di kepala.
Walaupun diketahui, si penjahat tidak berkutik karena telah dihajar dan dikunci lehernya oleh RIAN dan kebetulan teman-teman yang lainnya datang membantu menangkap penjahat tersebut.
RIAN selanjutnya dibawa ke rumah sakit sementara si penjahat dibawa anak-anak ke depan masjid dan diikat.
Salah seorang dari anggota pesantren yang selama ini membantu di bidang keamanan membantu menghubungi aparat kepolisian mengabarkan kejadian tertangkapnya penjahat kambuhan di Pesantren Qur’an elTAHFIDH.
Aparat tersebut memberikan keleluasaan kepada pesantren terhadap penjahat sebelum polisi datang.
(Bayangkan sendiri ada 50-an anak semuanya latihan Taekwondo dalam keadaan emosi temannya berdarah-darah dibacok oleh orang yang sudah diikat di pelataran dekat masjid) ….. HOROR…..
Alhamdulillah, informasi yang didapatkan, ananda RIAN kondisinya membaik dan dibolehkan pulang, saya kuatir akan terjadi balas dendam oleh penjahat Kambuhan tersebut walaupun sudah ditangani kepolisian setempat.
Akhirnya, saya mendatangi salah seorang sepupu saya yang kebetulan bertugas di BNN Pusat (Brigadir Jendral/ BRIGJEN POL), dan melalui beliau saya berkomunikasi dengan Kanit intel Polsek Cileungsi agar kasus ini ditangani dengan baik karena pesantren ini milik keluarga kepolisian.
Alhamdulillah kasus tersebut diselesaikan kepolisian sampai ada vonis terhadap penjahat kambuhan tersebut.
Alhamdulillah sampai saat ini belum terjadi pembalasan dendam dari mereka.
Waallahu a’lam apa karena mereka merasa ‘kapok’ bertemu gudangnya Santri beladiri (Alhamdulillah di samping hafal Alquran 30 juz juga juara umum tingkat Nasional 2 kali Taekwondo antar klub, memiliki ada 100-an DAN 1, belasan DAN 2, dan beberapa orang DAN 3), atau memang segan dengan Pesantren yang dimiliki keluarga kepolisian.
Alhamdulillah ananda RIAN sekarang menjadi salah seorang manajemen di pesantren di Serang Banten dan ananda Niko saat ini menjadi salah seorang manajemen di Pesantren Qur’an elTAHFIDH Cileungsi.
Demikian selintas ingatan saya terhadap kejadian 7-8 tahun yang lalu, bukan bermaksud berbangga diri atau merendahkan kejadian yang menimpa salah satu santri terbaik kita.
Kepada Allah saya memohon ampun dan kepada orang yang sekiranya merasa kurang berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Jakarta, 09 September 2019.[ind]