ChanelMuslim.com – Suatu ketika Salman pernah ditanya orang: “Apa sebabnya anda tidak menyukai jabatan sebagai Amir? Jawabannya: “Karena manis waktu memegangnya tapi pahit waktu melepaskannya!”
Pada waktu yang lain, seorang shahabat memasuki rumah Salman, didapatinya ia sedang duduk menggodok tepung, maka tanya shahabat itu: “Kemana pelayan anda?”
Jawab Salman, “Saya suruh untuk suatu keperluan, maka saya tak ingin ia harus melakukan dua pekerjaan sekaligus.”
Sedangkan kondisi rumah Salman, ada sebuah cerita ketika ia hendak mendirikan bangunan rumah. Ia bertanya kepada tukangnya, “Bagaimana corak rumah yang hendak anda dirikan?”
Baca Juga: Salman, Seorang Zuhud Putera Persi (2)
Salman, Seorang Zuhud Putera Persi (3)
Kebetulan tukang bangunan ini seorang ‘arif bijaksana, mengetahui kesederhanaan dan sifatnya yang tidak suka bermewah-mewahan.
Maka ujarnya: “Jangan anda khawatir! Rumah itu merupakan bangunan dan tempat berteduh diwaktu hujan. Saat anda berdiri, maka kepala anda akan sampai pada langit-langitnya, dan jika anda berbaring, maka kepada anda akan sampai pada langit-langitnya: dan jika anda berbaring, maka kaki anda akan terantuk pada dindingnya.”
“Benar” ujar Salma, “seperti itulah seharusnya rumah yang akan anda bangun!”
Tak satupun barang berharga dalam kehidupan dunia ini yang digemari atau diutaman oleh Salman sedikitpun, kecuali suatu barang yang dititipkan kepada isterinya untuk disimpan di tempat yang tersembunyi dan aman.
Ketika dalam sakit yang membawa ajalnya, yaitu pada pagi hari kepergiannya, dipanggillah isterinya untuk mengambil titipan dahulu.
Kiranya hanya seikat kesturi yang diperolehnya waktu pembebasan Jalula dahulu. Barang itu sengaja disimpan utnuk wangi-wangian di hari wafatnya.
Kemudian dengan kesturi yang dikacau dengan tangannya, lalu kata Salman kepada isterinya: “Percikkanlah air ini ke sekelilingku. Sekarang telah hadir di hadapanku makhluk Allah yang tiada dapat makan, hanyalah gemar wangi-wangian.
Setelah selesai, ia berkata kepada isterinya: “Tutupkanlah pintu dan turunlah!” Perintah itupun dituruti oleh isterinya.
Dan tak lama antaranya isterinya kembali masuk, didapatinya run yang beroleh berkah telah meninggalkan dunia dan berpisah dari jasadnya.
Ia telah mencapai alam tinggi, dibawa terbang oleh sayap kerinduan, rindu memenuhi janjinya, untuk bertemu lagi dengan Rasulullah Muhammad dan dengan kedua shahabatnya Abu Bakar dan Umar, serta tokoh-tokoh mulia lainnya dari golongan syuhada dan orang-orang utama.
Salman…
Lamalah sudah terobati hati rindunya
Terasa puas, hapus haus hilang dahaga
Semoga ridha dan rahmat Allah menyertainya.
Tamat… Ini akhir kisah Salman Al-Farisi…