ChanelMuslim.com – Bunda, jika anak tidak bisa diam, sulit konsetrasi, dan mudah terusik serta impulsif kemungkinan itu adalah tanda-tanda anak hiperaktif. Namun yang perlu diketahui tidak semua anak yang sangat aktif adalah hiperaktif.
Namun walau demikian Bunda harus tahu, jika anak-anak menunjukkan tanda-tanda hiperaktif.
Mengutip dari The Asian Parent, hiperaktif adalah suatu kondisi gangguan pada otak dan sistem saraf pusat yang memengaruhi saraf motorik anak, ini menyebabkan ia beraktivitas secara berlebihan.
Baca Juga: Tips Mendidik Anak Hiperaktif
Bunda, Kenali Tanda-Tanda Anak Hiperaktif
Sedangkan tanda anak hiperaktif menurut Hello Sehat, yaitu:
- Berlari dan berteriak saat main meski berada di dalam ruangan.
- Berdiri di tengah kelas dan berjalan-jalan ketika guru sedang bicara.
- Bergerak dengan cepat sampai menabrak orang lain atau barang-barang
- Bermain terlalu kasar sampai melukai anak lain bahkan diri sendiri
- Bicara terus menerus
- Sering mengganggu orang lain
- Bergerak meski sedang duduk
- Gelisah dan ingin mengambil mainan
- Kesulitan untuk fokus dan duduk diam saat makan atau bermain
Kondisi ini menyebabkan banyak masalah karena anak yang hiperaktif tidak dapat berkonsentrasi, baik di sekolah maupun di tempat kerja.
Hiperaktivitas juga bisa menyebabkan masalah dalam hubungannya dengan orang-orang sekitar seperti teman, keluarga, guru, dan rekan kerja.
Hiperaktif sering dikaitkan dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) alias gangguan defisit atensi hiperaktivitas.
Keduanya adalah kondisi yang berbeda, tapi hiperaktif menjadi salah satu tanda dari gangguan tumbuh kembang anak jenis ADHD.
Hiperaktif merupakan gejala dari masalah lain, termasuk penyakit mental dan fisik.
Jadi, hiperaktivitas itu sendiri adalah kondisi, bukan suatu penyakit yang berdiri sendiri. Penyebab paling umum anak hiperaktif adalah:
- ADHD (gangguan defisit atensi/ hiperaktivitas)
- Hipertiroidisme
- Gangguan otak dan gangguan saraf pusat
- Gangguan psikologis
Apabila hiperaktif disebabkan oleh kondisi gangguan tiroid, gangguan otak, atau gangguan saraf pusat, anak akan memerlukan pengobatan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Sementara kalau hiperaktif disebabkan oleh gangguan emosional, anak akan memerlukan bantuan dari spesialis kesehatan mental bersamaan dengan pengobatan atau terapi perilaku kognitif.
Penanganan kondisi hiperaktif membutuhkan dukungan dan bantuan dari orang-orang di sekitar anak, terutama keluarga. [Ln]