SEBAGAI seorang ulama, Buya Hamka seringkali dimintai nasihat oleh banyak orang termasuk pasangan suami istri yang sedang berkonflik. Salah satu kasus diceritakan oleh Irfan Hamka anak dari Buya Hamka dalam bukunya berjudul Ayah. Buya memberi nasihat kepada seorang suami tentang bagaimana seharusnya bersikap kepada istrinya.
Irfan Hamka dalam buku tersebut mengisahkan bahwa pada suatu hari ada seorang perempuan datang mengadu kepada Buya Hamka bahwa dirinya sudah tidak tahan lagi dengan sikap suaminya yang selalu dingin terhadapnya.
Dia merasa saat hendak melakukan “hubungan” layaknya suami istri dengannya, dialah yang selalu harus mendahulunya.
Baca Juga: Review Film Buya Hamka Volume 1, Mengenal Lebih Jauh Sosok Ulama yang Senang Menulis Roman
Nasihat Buya Hamka kepada Seorang Suami untuk Bersikap Baik Kepada Istri
Waktu itu, Buya sudah hidup sendiri, sang istri telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.
Buya lalu meminta kepada perempuan tersebut agar suaminya datang langsung ke Buya. Dan beberapa hari kemudian suami dari perempuan tersebut datang sendiri menemui Buya.
Kepada laki-laki itu, Buya berpesan singkat, “Janganlah Anda menjadi kewanita-wanitaan. Jadilah seorang laki-laki. Lihatlah ayam jantan, dia kejar ayam betina sampai ke atas genting sekalipun. Itulah kejantanan…” pesan Buya.
Si suami itu tersentak. Dia terkejut saat Buya menyampaikan pesan yang singkat namun langsung menghujam dalam di lubuk hatinya.
Jiwa kejantanannya sebagai lelaki seperti sedang dilecut oleh Buya. Dia paham sekali maksud perkataan Buya.
Pertemuan singkat itu berakhir dengan si suami meinta izin pamit kepada Buya. Kali ini keduanya berjabat tangan sambil tersenyum.
Selang beberapa bulan kemudian, si perempuan dulu yang pernah datang kepada Buya, kembali datang.
Kali ini ia bertanya kepada Buya tentang apa yang telah Buya nasihatkan kepada suaminya sehingga sikapnya berubah.
Si perempuan lalu menceritakan kepada Buya bahwa suaminya kini tidak lagi dingin seperti dulu.
Buya hanya tersenyum mendengar cerita dari perempuan itu. Bagi Buya, cukup suami perempuan itu saja yang menceritakan kepada perempuan tersebut apa yang pernah dinasihatkannya dahulu.
Kalaupun si suami tidak pernah menceritakan kepada istrinya, itupun tidak mengapa. Biarlah menjadi sebuah rahasia yang membawa mereka kepada kebahagiaan. [Ln]