SEBUAH status di lini masa Twitter mencuat: Bagiku Agamaku, Bagimu Agamaku Salah. Tulisan itu dicuit oleh seorang komika yang sontak membuat heboh jagat maya.
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti membuat artikel berjudul Laum Diinukum Waliyadiin yang mengomentari mengenai status tersebut.
Seorang Komika membuat heboh lini masa Twitter.
Lantaran dianggap mempelesetkan QS Al Kafirun ayat ke-6 yang berbunyi, “lakum dinukum waliyadin” yang artinya “bagimu agamamu bagiku agamaku”.
Ia membuat poster berjudul “Bagiku Agamaku, Bagimu Agamaku Salah”.
Tulisnya dalam statusnya yang viral, “Kami boleh nulis agama kami di KTP, tapi bikin gereja ditolak mulu.
“Kami boleh pake salib ke mana-mana, tapi tiap nongkrong disuruh login. Bahkan banyak orang gak bisa bedain Kristen Protestan sama katolik, buat mereka pokoknya kami kafir, salah, penyembah berhala, neraka.”
Karena menimbulkan kontroversi, status tersebut dihapus dan akunnya digembok.
Meski unggahan yang dibuat pada Kamis (4/5) tersebut telah dihapus dan akunnya digembok, namun tangkapan layar status tersebut sudah beredar di berbagai kanal media sosial dan grup Whatsapp. [Republika, 8/5].
Ujaran kebencian bernada Islamphobia seperti itu tak akan berhenti sejak zaman kafir Quraish hingga akhir zaman.
Mereka yang tidak rela dengan agama hanif ini akan terus mencari celah dan memprovokasi umat dengan segala cara.
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).’
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” [QS Al-Baqarah: 120].
Baca Juga: Hari Anti Islamofobia
Bagiku Agamaku, Bagimu Agamaku Salah
Menariknya, sekalipun Islamphobia kian merajalela, namun pertumbuhan jumlah Muslim di dunia justru mencengangkan angkanya.
Proyeksi pertumbuhan jumlah Muslim di tahun 2030 dilakukan di beberapa negara. Di antaranya, Amerika.
Jumlah Muslim di Amerika diperkirakan bertambah dua kali lipat. Dari yang semula berjumlah 2,6 juta atau 0,8% dari total populasi Amerika di tahun 2010, meningkat menjadi 6,2 juta, atau 1,7% pada 2030.
View this post on Instagram
Proyeksi jumlah Muslim di Kanada bahkan diperkirakan lebih banyak dari Amerika, yakni akan bertambah sekitar tiga kali lipat.
Pada 2030, diperkirakan terdapat 2,7 juta penduduk Muslim di Kanada. Sangat berbeda jauh di tahun 2010 yang hanya berjumlah satu juta penduduk beragama Islam.
Di Eropa, Rusia diperkirakan akan memiliki populasi Muslim terbesar pada 2030. Di tahun itu, Muslim Rusia diprediksi meningkat dari sekitar 16,4 juta menjadi 18,6 juta.
Adapun tingkat pertumbuhannya diprediksi sekitar 0,6% setiap tahun,
Pew Research Center mencatat Islam sebagai agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Bahkan, pemeluk Islam diperkirakan meningkat 70 persen dari 1,8 miliar pada 2015 menjadi 3 miliar pada 2050.
Faktor pendukung pesatnya pertumbuhan itu adalah Muslim memiliki lebih banyak anak daripada kelompok agama lainnya.
Di seluruh dunia, setiap perempuan Muslim memiliki rata-rata 2,9 anak, dibandingkan dengan 2,2 untuk semua kelompok agama lainnya.
Kedua, Islam merupakan agama dengan pemeluk berusia produktif terbesar di dunia dibandingkan pemeluk agama-agama besar lainnya.
Rata-rata pemeluk agama Islam berumur 24 tahun atau tujuh tahun lebih muda dari usia rata-rata non-Muslim.
Mayoritas Muslim di seluruh dunia (62%) tinggal di wilayah Asia Pasifik, termasuk populasi besar di Indonesia, India, Pakistan, dan Bangladesh.
Menariknya, sekalipun saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia,
namun proyeksi Pew Research Center menyebutkan bahwa India akan menjadi negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbanyak pada 2050.
Siapa sangka, India yang saat ini menjadi negara yang sangat diskriminatif terhadap umat Islam, nantinya akan menjadi negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia.[ind]