ChanelMuslim.com – Miqdad bin ‘Amr, pengobar semangat jihad. Rekan-rekannya berkata, “Orang yang pertama memacu kudanya dalam perang fi sabilillah adalah Miqdad bin Aswad.”
Miqdad bin Aswad adalah tokoh yang sedang kita bicarakan; Miqdad bin `Amr. Di masa Jahiliah, ia diambil anak oleh Aswad bin `Abdi Yaghuts. Karena itu, ia dipanggil Miqdad bin Aswad.
Baca Juga: Miqdad bin ‘Amr Sahabat yang Bijak (2)
Orang yang Pertama Masuk Islam
Tetapi, setelah turunnya firman Allah yang melarang penisbatan nama seorang ke ayah angkatnya, nama Miqdad dibisbatkan ke nama ayah kandungnya; Amr bin Sa’d.
Miqdad termasuk deretan orang yang pertama masuk Islam, dan orang ketujuh yang menyatakan keislamannya secara terang-terangan,
hingga menanggung penderitaan dari kekejaman kaum kafir Quraisy. Semua kekejaman itu ia hadapi secara ksatria.
Kiprah Miqdad di Perang Badar akan senantiasa terukir indah dan tidak akan terlupakan. Bahkan, setiap orang yang melihatnya berharap dialah yang melakukan kiprah itu.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu berkata,
“Aku telah menyaksikan kiprah Miqdad. Seandainya aku yang melakukan kiprah itu, tentu lebih aku sukai daripada semua yang ada di muka bumi ini.”
Hari itu, kaum muslimin sedikit tegang, karena orang-orang kafir Quraisy datang dengan kekuatannya yang dahsyat;
dengan semangat dan tekad yang bergelora; dengan kesombongan dan keangkuhan mereka.
Hari itu, jumlah kaum muslimin masiih sedikit, dan belum teruji dalam peperangan untuk membela Islam. Inilah peperangan pertama yang mereka terjuni.
Baca Juga: Menasabkan Anak kepada Ayahnya
Dukungan Miqdad terhadap Rasulullah
Saat inilah, Rasulullah akan mengetahui keimanan para pengikutnya dan kesiapan mereka untuk menghadapi pasukan musuh yang terdiri dari pasukan pejalan kaki dan pasukan berkuda.
Rasulullah meminta pendapat mereka. Para sahabat paham bahwa beliau benar-benar meminta pendapat mereka.
Meskipun nantinya ada pendapat yang belainan dengan pendapat kebanyakan, Rasulullah tidak akan memarahi orang tersebut.
Miqdad khawatir kalau ada di antara kaum muslimin yang masih berpikir seribu kali untuk melakukan peperangan.
Karena itu, sebelum ada yang angkat bicara, Miqdad ingin mendahului mereka, agar dengan kata-katanya yang tegas dapat mengobarkan semangat juang dan bisa menjadi pendapat umum.
Tetapi, sebelum ia menggerakkan kedua bibirnya, Abu Bakar ash-Shiddiq sudah mulai bicara.
Apa yang dikemukakan Abu Bakar sangat baik, Miqdad pun tenang. Kemudian Umar bin Khaththab menyusul bicara. Pendapatnya juga baik.
Setelah itu, barulah Miqdad angkat bicara,
“Ya Rasulullah, jangan ragu! Laksanakan apa yang dititahkan Allah. Kami akan bersamamu. Demi Allah kami tidak akan berkata seperti yang dikatakan bani Israel kepada Musa,
‘Pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah! Kami akan duduk menunggu di sini.’ Tetapi kami akan mengatakan kepadamu,
‘Pergilah bersama Tuhanmu dan berperanglah! Kami akan berperang di samping mu.” Demi yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran!
Seandainya engkau membawa kami menerjuni lautan lumpur, kami akan patuh. Kami akan berjuang bersamamu dengan gagah berani hingga mencapai tujuan,
dan kami akan bertempur di sebelah kanan dan di sebelah kirimu, di bagian depan dan di bagian belakangmu, sampai Allah memberimu kemenangan.”
Baca Juga: 99 Kisah Menakjubkan Sahabat Nabi untuk Buah Hati
Kata-kata Miqdad Berdampak Positif terhadap Pasukan Islam
Kata-kata ini mengalir deras dari bibir Miqdad. Mendengar perkataan ini, wajah Rasulullah terlihat berseri-seri, lalu beliau berdoa untuk Miqdad.
Pasukan Islam pun menjadi bersemangat mengikuti semangat Miqdad. Bahkan, cara bicara Miqdad patut dicontoh oleh yang lain.
Kata-kata Miqdad benar-benar berdampak positif kepada segenap pasukan Islam. Sa’d bin Muadz, pemuka kaum Anshar berkata,
“Ya Rasulullah, sungguh, kami telah beriman kepadamu, membenarkanmu, dan kami telah saksikan bahwa apa yang engkau bawa adalah benar.
Kami juga sudah bersumpah setia kepadamu. Karena itu, majulah wahai utusan Allah, kami akan bersamamu.
Demi yang telah mengutusmu membawa kebenaran, seandainya engkau membawa kami ke lautan, lalu engkau mengarungi lautan itu, tentu kami juga akan mengarunginya.
Tidak seorang pun akan berpaling. Kami akan bersamamu berperang melawan musuh. Kami adalah orang-orang yang gagah berani dalam peperangan, tidak gentar menghadapi musuh.
Allah akan memperlihatkan kepadamu kiprah kami dalam peperangan yang akan berkenan di hatimu. Karena itu, maju terus, kami akan bersamamu. Berkah Allah akan bersama kita.”
Rasululah sangat senang. Beliau bersabda kepada para pengikutnya, “Berangkatlah, dan bergembiralah.”
Dan kedua pasukan pun berhadapan.
Jumlah anggota pasukan Islam yang berkuda ketika itu tidak lebih dari tiga orang, Yaitu Miqdad bin `Amr, Martsad bin Abi Martsad, dan Zubair bin Awwam; sementara yang lain berjalan kaki atau menunggang unta. [bersambung/dn]
Sumber: 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW/Khalid Muhammad Khalid/Al Itishom