MARYAM al-Ijliyah bintu al-Ijli al-Asturlabi, begitu nama lengkapnya. Ia adalah perempuan insinyur astronomi pertama dan ahli astrolab.
Ia juga ilmuwan Muslimah pertama dalam bidang komunikasi dan transportasi.
Dahulu, jauh sebelum Barat mengenal teknologi, Islam sudah menciptakan berbagai teknologi yang memudahkan manusia. Salah satunya adalah Astrolab.
Astrolab pertama kali ditemukan pada abad ke-8 (750 M). Alat ini berkembang luas di Eropa dari umat Islam Andalusia yang berada di Spanyol pada awal abad ke-12.
Baca Juga: Perempuan Pertama yang Mendesain Masjid di Turki
Maryam al-Ijliyah Perempuan Insinyur Astronomi Pertama dan Ahli Astrolab
Kata astrolab berasal dari bahasa Yunani yang artinya star-holder atau tempat bintang. Astrolab merupakan alat untuk menunjukkan posisi benda-benda langit.
Astrolab bermanfaat untuk menentukan arah navigasi pelayaran, survei, arah kiblat, dan waktu shalat.
Selain itu, astrolab juga mampu memperkirakan kapan datangnya gerhana dan juga mengukur jarak bumi.
Oleh karena itu, untuk mempelajari astrolab, ilmuwan harus mempelajari juga ilmu falak atau astronomi secara mendalam.
Alat navigasi Astrolab terbuat dari kuningan. Bentuknya bundar seperti jam saku dan berukuran macam-macam. Ada yang berukuran besar dan adapula yang berukuran lebih kecil.
Tidak semua orang dapat membuat astrolab karena memerlukan ketelitian dan kesabaran yang luar biasa.
Kembali ke Maryam al-Ijliyah. Ia berasal dari Bani ‘Ijl yang merupakan bagian dari Bani Bakr. Kampung asli mereka berada di Nejed, Arab Tengah.
Kebanyakan dari mereka adalah orang Badui. Mereka berpindah ke utara dan menetap di daerah sekitar Sungai Eufrat yang berada di Irak.
Perempuan Insinyur Satu-satunya di Laboratorium
Maryam mempelajari ilmu astronomi dan teknik membuat astrolab dari ayahnya, pembuat astrolab terkenal pada masanya. Dahulu, ayahnya belajar kepada Bastulus, astronom dan pembuat astrolab terkenal di Kota Baghdad.
Ayah Maryam rajin mengajak anaknya bekerja di laboratoriumnya. Saat itu, Saif ad-Daulah menjadi Amir (gubernur) Provinsi Aleppo (tahun 944-967 M).
Saat amir mengangkat sang ayah menjadi insinyur di istana, Maryam juga diajak serta.
Maryam dan ayahnya diberi tugas membuat astrolab besar di Aleppo, Suriah Utara. Maryam adalah satu-satunya perempuan insinyur astrolab dan perangkatnya.
Ia termasuk perempuan yang cerdas, berbakat, dan tekun pada zamannya.
Jasa Maryam pada peradaban Islam memperlihatkan bahwa Islam juga mendorong perempuan untuk belajar ilmu pengetahuan. Tujuannya agar perempuan tidak tenggelam dalam kebodohan.
Baca Juga: Zubaidah bintu Ja’far Teladan Para Ibu dalam Mencintai Ilmu
Astrolab Berkembang menjadi GPS
Astrolab kini dikembangkan oleh Barat menjadi GPS atau Global Positioning System. Dengan bantuan GPS, kita jadi lebih mudah untuk mencari lokasi apapun dan di manapun.
Maryam menjadi inspirasi sebuah novel berjudul Binti yang ditulis oleh Nnedi Okorafor. Novel tersebut meraih penghargaan Hugo Award, Nebula Award, dan finalis British Fantasy Award.
Tak hanya novel, jasa Maryam juga diabadikan menjadi nama sebuah sabuk asteroid yang ditemukan Henry E. Holt melalui Observatorium Palomar pada tahun 1990. Sabuk asteroid itu dinamakan 7060 al- Ijliya.
Kisah tentang Maryam al-Ijliya menjadi inspirasi bagi setiap muslimah di dunia untuk terus belajar dan menjadi yang terbaik dalam bidang yang disukainya.[ind]
sumber: Buku Seri Ilmuwan Muslimah ditulis oleh Sarah Mantovani (pro-kids: 2020)