KISAH Shuhaib yang tidak takut menyerahkan seluruh hartanya. Kisah ini terjadi pada zaman Rasulullah. Generasi yang bersentuhan langsung dengan Rasulullah adalah generasi terbaik.
Berikut adalah kisah Shuhaib yang telah rela bertransaksi dengan Allah dan mendapat keuntungan.
Baca Juga: Kisah Seorang Istri yang Ingin Bercerai Tapi Akhirnya Sungguh Mengejutkan
Kisah Shuhaib yang Tidak Takut Menyerahkan Seluruh Hartanya
Setelah bertahun-tahun dianggap miskin dan hina, nasib Shuhaibbin Sinan Ar-Rumi akhirnya bisa berubah. Yaitu tatkala sebagai seorang budak Romawi, ia dijual kepada orang kaya di Mekkah bernama Abdullah bin Jad’an. Karena kecerdasan dan ketulusan hati Shuhaib, sang tuan membebaskan Shuhaib.
Setelah bebas, Shuhaib berusaha mencari rezeki Allah dengan berdagang. Ia kemudian bisa menjadi pedagang yang sukses. Kekayaan materi pun diraihnya. Hidupnya berbalik 180 derajat. Dan semula seorang budak yang tak dianggap, menjadi seorang kaya raya nan terpandang.
Perjalanan hidup Shuhaib memang berliku. Sebelum datang ke Mekkah, ia dikenal sebagai seorang budak Romawi, tapi Shuhaib sebetulnya bukanlah orang Romawi.
Ia adalah anak dari seorang hakim di wilayah Bashrah yang masih masuk dalam wilayah Jazirah Arab. Tapi kemudian bangsa Romawi menyerang kampung halamannya dan ia dijadikan budak oleh orang Romawi.
Shuhaib pun kemudian tumbuh besar di Romawi dan memiliki nama belakang Ar-Rumi karena dianggap berasal dari Romawi.
Yang menakjubkan, walaupun ia sudah berhasil meraih kekayaan setelah sebelumnya merasakan kehidupan sebagai budak, Shuhaib sama sekali tak silau harta.
Ia tak peduli jika harus kehilangan seluruh harta bendanya sekalipun asalkan bisa menegakkan syariat Allah. Hal ini terbukti saat ia hendak hijrah dari Mekkah ke Madinah seperti yang dilakukan seluruh Kaum Muslimin saat itu.
Kala itu kaum kafir menghadang Shuhaib dan berkata, “Saat kamu datang kemari dahulu, kondisimu miskin dan hina, lalu hartamu menjadi banyak ketika sudah berada di negeri kami dan sekarang kamu telah mencapai kekayaan seperti kondisimu saat ini.
Apakah setelah itu semua, kemudian kamu hendak kabur begitu saja membawa harta dan jiwamu? Demi Allah, hal itu tidak boleh terjadi!”
Mendengar hal itu, Shuhaib tak ciut sama sekali. Ia justru tanpa ragu menjawab, “Bagaimana pendapat kalian jika aku serahkan semua hartaku ini kepada kalian tetapi kalian harus biarkan aku pergi?”
Mereka menjawab, “Baiklah.”
Shuhaib membalas perkataan mereka dengan penuh keyakinan, “Sesungguhnya aku telah menyerahkan hartaku ini kepada kalian.”
Maka Shuhaib pun akhimya berhijrah tanpa membawa hartanya sama sekali. Kejadian ini pun sampai ke telinga Rasulullah Shallallahu `alayhiwasallam.
Beliau lantas bersabda, “Shuhaib mendapatkan keberuntungan, Shuhaib mendapatkan keberuntungan.”
Kejadian Shuhaib saat hijrah ini menjadi penyebab turunnya sebuah ayat. “Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya.” (QS Al¬Baciarah [2]: 207)
Shuhaib adalah contoh orang yang berani melakukan apa saja demi mendapat ridha Allah Ta’ala. Ia melakukan transaksi dengan kaumkafir yaitu menukar hartanya dengan kebebasan dirinya.
Walau secara materi Shuhaib mengalami kerugian karena ia kehilangan seluruh harta bendanya, tapi Shuhaib justru medapat keberuntungan karena rela mengorbankan hartanya di jalan Allah SubhanahuwaTa’ala. [Cms]