ChanelMuslim.com – Kılıç Ali Paşa adalah seorang mujahid yang berasal dari Italia. Setelah masuk Islam, ia berjuang meninggikan dakwah Islam, bahkan bukan hanya sekadar berjihad, ia menjadi salah satu mujahid terbaik yang dimiliki Kekhalifahan Utsmaniyah.
Baca Juga: Kisah Tragis Para Mujahid yang Kalah oleh Nafsu
Kisah Seorang Mujahid Asal Italia yang Ditemukan Terombang-ambing di Laut
Dilansir channel telegram @gensaladin, nama Kılıç Ali Paşa diberikan oleh Sultan Salim II padanya, yang memiliki arti, yaitu “pedang yang tajam”.
Ia dinamai seperti itu karena dirinya seperti pedang tajam yang selalu menumpas kejahatan bajak laut dan pasukan salib di samudra.
Nama aslinya adalah Giovanni Dionigi Galeni. Saat usianya 17 tahun, tentara Muslim menemukannya dalam keadaan terombang-ambing di laut dekat Italia.
Giovanni melihat akhlak mulia tentara Muslimin yang membuatnya ingin belajar Islam lebih jauh. Di Italia, ia tinggal di sebuah daerah bernama La Castella. Ia seorang nelayan dan pelaut handal yang suka bertualang.
Ketika Giovanni masuk Islam, ia menjadi salah satu mujahid terbaik yang dimiliki oleh Kekhalifahan Utsmaniyah.
Lambat laun, beliau juga menjadi jenderal Angkatan Laut tertinggi yang jika disebut namanya, pasti pasukan musuh akan berpikir dua kali untuk berhadapan dengannya.
Selama hidupnya, Giovanni Dionigi Galeni mengalami banyak sekali pertempuran demi pertempuran di laut. Lawan terkuat kaum Muslimin saat itu adalah koalisi gabungan kerajaan Eropa, apalagi Spanyol dan Portugal.
Baca Juga: Inilah Sosok Si Pitung Mujahid Betawi yang Tak Banyak Orang Tahu
Memenangkan Pertempuran di Usia 64 Tahun
Eropa tahu bahwa tidak ada dan tidak akan bisa negara Eropa melawan Utsmaniyah sendiri-sendiri.
Mereka harus bersatu. Itulah yang dikatakan oleh Pious V.
“Tidak akan ada negara Eropa yang bisa melawan Kekhalifahan Utsmaniyah sendirian. Wajib hukumnya bagi semua negara Eropa untuk bersatu demi hancurnya bahaya Islam dari Timur.”
Kaum Muslimin sempat mengalami kekalahan di Pertempuran Laut Lepanto melawan gabungan kerajaan-kerajaan Eropa itu, tetapi Giovanni Dionigi Galeni tak membiarkan kekalahan ini berlarut-larut.
Setahun setelah kekalahan Kekhalifahan Utsmaniyah di Lepanto, Giovanni menyiapkan 250 kapal besar dan berangkat langsung dari Istanbul untuk menghadapi koalisi gabungan pasukan Eropa di Pulau Cyprus.
Akhrinya, kemenangan dengan cepat berpihak pada Kaum Muslimin dan Giovanni Dionigi Galeni berhasil membalikkan keadaan.
Media-media saat itu kembali menyiarkan bahwa kekhalifahan Utsmaniyah berhasil bangkit dan kembali jadi negara dengan angkatan laut terbaik.
Negara Venesia yang tadinya memenangkan Lepanto, kembali membayar pajak tahunan bagi Kaum Muslimin.
Hal yang lebih luar biasa adalah saat itu usia Giovanni sudah mencapai 64 tahun ketika memimpin armada lautnya memenangkan pertempuran. [Cms]
Referensi tulisan:
1. Miah min Udzama Ummatil Islam, Jihad Turbani
2. Setton, Kenneth Meyer (1984). The Papacy and the Levant, 1204-1571: Vol.IV. Philadelphia.
3. Corsari nel Mediterraneo: Uluç Ali Reis (Occhiali, Uluj Ali)