ChanelMuslim.com – Kisah Imam Syafi’i mencari jawaban terkait dalil Ijma’ berlanjut dengan wajahnya yang berubah menjadi tampak pucat pasi.
Ia pun pergi dan tidak terlihat selama tiga hari tiga malam untuk berusaha mencari jawaban dan petunjuk dari Allah.
Baca Juga: Kisah Imam Syafi’i Mencari Jawaban Terkait Ijma’ (1)
Mencari Jawaban Terkait Ijma’ dengan Sungguh-sungguh
Tiga hari telah berlalu, Imam Syafi’i pun kembali ke tempat bertemu sang kakek.
Dalam waktu tiga hari itu, Imam Syafi’i berusaha keras dan berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah.
Hal ini terbukti dari wajah, kedua tangan, dan kedua kaki Imam Syafi’i terlihat membengkak dan badannya pun terlihat kurang sehat.
Imam Syafi’i duduk di tempat biasa dengan gerakan yang lamban.
Sang kakek datang, mengucap salam, lalu duduk seperti pada pertemuan pertama.
“Silakan, berikan jawabanmu,” kata sang kakek.
Baca Juga: Tips Menuntut Ilmu dari Imam Asy Sya’bi
Jawaban Imam Syafi’i
Imam Syafi’i pun membacakan ayat Al-Qur’an
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ: وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلۡهُدَىٰ وَيَتَّبِعۡ غَيۡرَ سَبِيلِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصۡلِهِۦ جَهَنَّمَۖ وَسَآءَتۡ مَصِيرًا
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu.
Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisa [4]: 115)
“Jawabanmu tepat,” timpal sang kakek.
Kakek itu pun berdiri dan pergi.
Menurut Tajuddin As-Subki, kakek itu adalah Nabi Khidir.
Dari kisah ini, kita bisa melihat betapa bertanggungjawabnya Imam Syafi’i terkait jawaban-jawaban yang akan beliau berikan.
Dilihat dari kondisi fisiknya yang tidak baik-baik saja setelah tiga hari tiga malam mencari jawaban, membuktikan bahwa Syafi’i sangat bersungguh-sungguh mendapatkan jawaban yang tepat.
Hal inilah yang harus kita teladani bersama agar tidak asal dalam menjawab pertanyaan dari orang lain apabila memang kita tidak tahu jawabannya.
Sahabat Muslim tidak perlu malu untuk menjawab tidak tahu ketika diberikan pertanyaan yang memang tidak memiliki pengetahuan di dalamnya.
Jangan malu hanya karena sudah terkenal pintar atau luas ilmunya di bidang tersebut, tetapi masih ada beberapa hal yang kita tidak ketahui pengetahuannya.
Oleh sebab itu, inilah yang membuat kita mau terus belajar agar tidak memberikan jawaban yang salah kepada orang lain. [Cms]