ChanelMuslim.com – Di antara kebaikan yang bisa dipetik dari perjalanan hidup Imam Ibnu Taimiyah adalah keberaniannya melawan kebijakan penguasa yang keliru.
Ia adalah ulama khalaf (belakangan) yang dianggap mewarisi jalan ulama salaf (terdahulu). Keberaniannya mengoreksi penguasa yang jelas-jelas salah patut ditiru.
Imam Al Bazaar Rahimahullah bercerita tentang aksi heroik Imam Ibnu Taimiyah Rahimahullah:
ولما ظهر السلطان بن غازان على دمشق المحروسة جاءه ملك االكرج وبذله له أموالا كثيرة جزيلة على أن يمكنه من الفتك بالمسلمين من أهل دمشق. فوصل الخبر الى الشيخ فقام من فوره وشجع المسلمين ورغبهم في الشجاعة ووعدهم على قيامهم
بالنصر والظفر والأمن وزوال الخوف. فانتدب منهم رجال من وجوههم، وكبرائهم، وذوي الأحلام منهم، فخرجوا معه إلى حضرة السلطان غازان، فلما رآهم السلطان قال: من هؤلاء؟ فقيل هم رؤساء دمشق، فأذن لهم فحضروا بين يديه، فتقدم الشيخ رحمه
الله أولًا، فلما أن رآه أوقع الله له في قلبه هيبةً عظيمة، حتى أدناه وأجلسه، وأخذ الشيخ في الكلام معه أولًا في عكس رأيه عن تسليط المخذول ملك الكرج على المسلمين، وضمن له أموالًا وأخبره بحرمة دماء المسلمين، وذكَّره ووعظه فأجابه إلى ذلك طائعًا، وحقنت بسببه دماء المسلمين وحميت ذراريهم وصِين حريمهم
“Tatkala Sultan Ibnu Ghazan berkuasa di Damaskus, Raja Al Karaj datang kepadanya dengan membawa harta yang banyak agar Ibnu Ghazan memberikan kesempatan kepadanya untuk menyerang kaum musimin Damaskus.
Namun berita ini sampai ke telinga Syaikh Ibnu Taimiyah sehingga ia langsung bertindak menyulut semangat kaum muslimin untuk menentang rencana tersebut dan menjanjikan kepada mereka suatu kemenangan, keamanan, kekayaan, dan rasa takut yang hilang.
Baca Juga: Mengenal Ibnul Qayyim Al Jauzi dan Ibnu Taimiyah
Kisah Imam Ibnu Taimiyah Melawan Kebijakan Penguasa yang Keliru
Lalu bangkitlah para pemuda, orang-orangtua, dan para pembesar mereka menuju Sultan Ghazan.
Ketika Sultan melihat mereka, dia bertanya: “Siapa mereka?” Maka dijawab: “Mereka adalah tokoh-tokoh Damaskus.”
Sultan mengizinkan mereka dan berdiri dihadapannya. Lalu pertama-tama, majulah Syaikh Ibnu Taimiyah Rahimahullah.
Tatkala Sultan Ghazan melihat Syaikh Ibnu Taimiyah, Allah menjadikan hati Sultan Ghazan mengalami ketakutan yang hebat terhadapnya sehingga ia meminta Syaikh Ibnu Taimiyah agar mendekat dan duduk bersamanya.
Kesempatan tersebut digunakan Syaikh Ibnu Taimiyah untuk menolak rencananya, yaitu memberikan kesempatan keada Raja Al Karaj yang hina untuk menghabisi umat Islam Damaskus dengan imbalan harta.
Ibnu Taimiyah memberitahu Sultan Ibnu Ghazan tentang kehormatan darah muslimin, mengingatkan dan memberi nasihat kepadanya.
Maka Ibnu Ghazan menuruti nasihat Ibnu Tamiyah tersebut. Dari situ, terselamatkanlah darah-darah umat Islam, terjaga isteri-isteri mereka, dan terjaga budak-budak perempuan mereka.
Imam Al Bazaar, Al A’lam Al ‘Aliyah, Hlm. 67
Pelajaran dan hikmah:
– Menasihati pemimpin yang keliru dan kekeliruannya merugikan kehidupan kaum muslimin adalah kewajiban bagi yang mampu melaksanakannya
– Menasihatinya secara terbuka dan bersama-sama, merupakan salah satu cara yang pernah ditempuh para salaf dan ‘alim rabbani umat ini. Itu bukan pemberontakan, apalagi Khawarij.
– Hal ini dilakukan jika memang mampu, efektif, dan mendatangkan maslahat dan menekan madharat.
Wallahul muwafiq ilaa aqwaamith thariq.[ind]