ChanelMuslim.com – Kisah utusan Nabi Isa berdakwah di negeri Antakiah berlanjut dengan Syam’un yang berusaha membebaskan utusan lainnya.
Syam’un juga terus berusaha dekat dengan raja dan mempengaruhinya agar mau mendengarkan hal apa yang dibawa oleh dua orang itu.
Baca Juga: Kisah Dua Utusan Nabi Isa Berdakwah di Negeri Antakiah
Cara Syam’un Berdakwah di Negeri Antakiah
“Apakah yang mulia mendengarkan sendiri seruan mereka itu? Dan, apakah pernyataan-pernyataan mereka?”
“Tidak!” demikian kata raja. “Mungkin saja waktu itu aku dalam keadaan marah!”
Syam’un terus mengejar raja dengan pertanyaan-pertanyaan lainnya.
“Apakah paduka berkenan memanggil mereka sekiranya misi yang mereka sedang emban itu bisa membawa kemaslahatan? Dan, apakah paduka tidak ingin mengetahui hal itu lebih lanjut?”
Upaya-upaya yang dijalankan Syam’un ternyata tidak sia-sia. Raja berhasil dipengaruhi, sehingga ia berkenan mendatangkan kedua tahanan itu ke istana.
Raja pun bertanya, “Siapa yang mengutus kalian berdua ke mari?”
Keduanya menjawab serentak,
“Allah, Zat yang menjadikan segala sesuatu, tiada serikat bagi-Nya.”
Syam’un pura-pura turut menginterogasi mereka. Ia mengoreksi jawaban-jawaban kedua orang tersebut.
“Tolong berikan ciri-cirinya!” ujar Syam’un.
“Dia berkuasa melakukan apa pun yang dikehendaki-Nya dan menetapkan (yahkumu) apa pun yang diingini.”
“Apa bukti kalian?” tanya Syam’un lagi.
Kedua utusan itu pun menjawab pertanyaan tersebut dengan bukti yang mereka bawa. Guna membuktikannya, raja segera memerintahkan ajudannya yang ada di situ agar ia mendatangkan seorang anak yang matanya melotot menonjol di dahi.
Setelah itu, kedua utusan itu berdoa kepada Allah memohon agar anak tersebut dapat sembuh dari penyakit matanya.
Allah mengabulkan doa itu dan mata anak itu segera sembuh. Sambil mengusap-usap matanya, sang anak tadi memperhatikan kedua orang yang sedang memanjatkan doa untuknya.
Menyaksikan semua itu, raja menjadi heran akan keajaiban tersebut. Pada saat itu, Syam’un menyampaikan seruannya.
“Duli paduka. Sekiranya ditanya siapakah Tuhan yang membuat keajaiban ini adalah Tuhan yang Paduka sembah, pastilah Paduka akan memperoleh keutamaan.”
Baca Juga: Waktu Turunnya Nabi Isa dan Syariah yang Dipakai
Putri Raja Dihidupkan Kembali
Raja bangkit dan melangkah dengan perlahan-lahan. Tiba-tiba ia berseru, “Syam’un! ada yang saya rahasiakan selama ini. Tuhan kami tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak memberi manfaat buat kami.
Kalau saja Tuhan kalian itu mampu menghidupkan kembali orang yang sudah mati, maka aku beriman kepada-Nya dan kepada misi kalian itu,” kata raja.
Syam’un pun mengusulkan kepada raja untuk meminta agar kedua utusan itu mau menghidupkan kembali putrinya yang sudah meninggal.
Segera kedua utusan itu melakukan shalat dan berdoa dengan suara lantang, dengan kekuasaan-Nya, maka hiduplah kembali jenazah putri raja.
Saat itu, secara tiba-tiba kuburnya terkuak dan bangkitlah sang putri dari dalam kuburnya. Raja terkejut bercampur takjub melihat kejadian itu.
Raja pun segera bertanya keada putrinya tentang keadaan akhirat. Putrinya menjelaskan bahwa selama tujuh hari ia di dalam kubur, ia telah diperlihatkan seluruh amalnya dan ia menyadari selama hidup ini ia adalah orang kafir.
Suatu hari, ia menjalani penyiksaan di suatu tempat di neraka, yang siksaan itu tidak terkira pedihnya. Setelah sampai pada hari yang ketujuh, roh dan jasadnya dipertemukan dan ia diperintahkan untuk menengok ke atas.
Ternyata langit sudah terkuak dan ia melihat seorang yang tampan sekali merentangkan tangan memberi syafaat kepada tiga orang.
Raja menanyakan siapakah gerangan ketiga orang itu. [Cms]
(Bersambung pada bagian ketiga)