ChanelMuslim.com – Kisah dua utusan Nabi Isa berdakwah di negeri Antakiah ini memiliki banyak hikmah yang bisa kita ambil. Salah satunya adalah ketika mereka tetap tegar karena benar walaupun mereka disiksa.
Baca Juga: Adu Diplomasi di Kisah Hijrah ke Negeri Habasyah
Dua Utusan Nabi Isa dari Golongan Hawari
Suatu hari, Nabi Isa mengutus dua orang dari golongan Hawari ke negeri Antakiah. Ketika hampir sampai tujuan, kedua utusan itu bertemu dengan seorang kakek penggembala kambing.
Dilansir channel telegram KisahIslami yang mengambil sumber dari Mutiara Hikmah dalam 1001 Kisah, Tim Poliyama Widya Pustaka, kakek tersebut bernama Hubaib Najjar dan matanya sudah tak bisa melihat.
Kedua utusan itu memberi salam dan sang kakek bertanya, “Siapakah gerangan kalian berdua ini?”
“Kami adalah utusan dari Nabi Isa untuk mengajak Anda dan penduduk negeri ini agar meninggalkan kebiasaan menyembah berhala dan menggantinya dengan penyembahan kepada Allah Yang Maha Rahman.” jawabnya.
“Oh, ya? Apakah buktinya bahwa kalian ini benar-benar utusan?”
“Ya! kami dapat menyembuhkan sakit, kami juga dapat menghilangkan bersak belang-belang dan kebutaan. Kami juga dapat menghidupkan orang mati. Semuanya itu mampu kami lakukan atas izin Allah SWT semata.”
“Kalau begitu, tentu kalian mampu menyembuhkan penyakit mataku ini. Telah lama aku tak dapat melihat karena mataku menjadi buta.”
Kedua utusan itu kemudian berdoa kepada Allah agar kakek tersebut bisa disembuhkan. Berkat izin Allah, mata kakek yang buta segera bisa melihat.
Kabar tentang sembuhnya mata kakek yang buta berkat kedua utusan itu segera tersebar ke penjuru negeri.
Suatu ketika, raja negeri itu mengadakan kegiatan mengunjungi daerah-daerah untuk melihat lengsung kehidupan penduduknya, termasuk berkunjung ke daerah tempat kedua utusan itu berada.
Kesempatan itu pun dimanfaatkan kedua utusan untuk mengenalkan ucapan takbir dan zikir kepada Allah. Raja pun menjadi murka ketika mendengar ucapan mereka, dan segera menangkap kedua utusan itu.
Mereka pun dihukum cambuk masing-masing seratus kali dan setelah itu ditahan di penjara.
Baca Juga: Pelajaran dari Kisah Nabi Isa tentang Dunia yang Menipu
Mengirim Utusan Lain
Penangkapan ini membuat Nabi Isa tidak mendengar kabar apa-apa dari kedua utusannya. Beliau pun mengutus lagi seorang pemuka Hawari lain bernama Syam’un untuk menyelidiki nasib dua utusan terdahulu.
Syam’un berhasil mengetahui keadaan keduanya dan nasib yang mereka alami. Ia pun mulai berpikir bagaimana caranya agar bisa menembus barisan pengawal penjara dan bertemu dengan kedua temannya.
Utusan itu berpura-pura hendak mengirimkan makanan untuk para napi. Dengan cara itu, ia berhasil mendekati kedua temannya dalam selnya.
Syam’un menanyakan perihal keduanya mengapa bisa sampai di tempat itu. Setelah mendengar penjelasan keduanya, Syam’un lalu memarahi keduanya karena bertindak ceroboh dengan langsung mendakwahkan begitu saja kepada raja.
“Ingatlah, kecerobohan (al-a’jalah) adalah perangai setan dan bersikap bijak (ta-anni) adalah tuntuan Yang Maha Rahman.”
Syam’un pun keluar meninggalkan penjara dan mengatur strategi mencari akses bagaimana berhubungan dengan raja.
Ketika Syam’un berkesempatan menemui sang raja, ia menanyakan perihal dua orang yang ditahan di penjara karena kegiatan mereka menyebarkan agama baru dan menghujat agama yang dianut raja dan rakyatnya. [Cms]
(Bersambung pada bagian kedua)