ChanelMuslim.com- Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam mempersaudarakan orang-orang Mukmin, Rasulullah telah mengingat suatu perjanjian yang sanggup menyingkirkan belenggu Jahiliyah dan fanatisme kekabilahan, tanpa menyisahkan kesempatan bagi tradisi-tradisi Jahiliyah, inilah isi perjanjian tersebut.
Baca Juga: Kisah Rasulullah Membangun Masjid Nabawi
Butir-butir perjanjian Islam
“Ini adalah perjanjian dari Nabi Shallallahu Alaihi wasallam, berlaku di antara orang-orang Mukmin dan Muslim dari Quraisy dan Yastrib serta siapa pun yang mengikuti mereka, menyusul di kemudian hari dan yang berjihad Bersama mereka:
Mereka adalah umat yang satu di luar golongan yang lain.
Muhajirin dari Quraisy dengan adat kebiasaan yang berlaku di antara mereka harus saling kerja sama dalam menerima atau membayar suatu tebusan.
Sesama orang Mukmin harus menebus orang yang ditawan
Sesama orang Mukmin harus menebus orang yang ditawan dengan cara yang ma’ruf dan adil.
Setiap kabilah dari Anshar dengan adat kebiasaan yang berlaku di kalangan mereka harus menebus tawanan mereka sendiri, dan setiap golongan di antara orang-orang Mukmin harus menebus tawanan dengan cara yang ma’ruf dan adil.
Orang-orang Mukmin tidak boleh meninggalkan seseorang yang menanggung beban hidup di antara sesama mereka dan memberinya dengan cara yang ma’ruf dalam membayar tebusan atau membebaskan tawanan.
Orang-orang Mukmin yang bertakwa harus melawan orang yang berbuat zhalim, berbuat jahat dan kerusakan di antara mereka sendiri.
Secara bersama-sama harus melawan orang seperti itu, sekalipun dia anak seseorang di antara mereka sendiri.
Seorang Mukmin tidak boleh membunuh orang Mukmin lainnya karena membela orang kafir.
Seorang Mukmin tidak boleh membantu orang kafir dengan mengabaikan orang Mukmin lainnya.
Jaminan Allah adalah satu. Orang yang paling lemah di antara mereka pun berhak mendapat perlindungan.
Jika ada orang-orang Yahudi yang mengikuti kita, maka mereka berhak mendapat pertolongan dan persamaan hak, tidak boleh dizhalimi dan ditelantarkan.
Perdamaian yang dilakukan orang-orang Mukmin harus satu. Seorang Mukmin tidak boleh mengadakan perdamaian sendiri dengan selain Mukmin dalam suatu peperangan di Sabilillah. Mereka harus sama dan adil.
Perkara apa pun yang diperselisihkan, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad Shalallahu Alaihi wasallam.
Baca Juga: Kisah Rasulullah Ubah Nama Yatsrib Jadi Madinah
Pengaruh spiritual dalam masyarakat
Rasulullah Shalallahu Alaihi wasallam telah berhasil memancangkan sendi masyarakat yang baru. Tentu saja fenomena ini memberikan pengaruh spritual yang sangat besar, yang bisa dirasakan setiap anggota masyarakat, karena mereka menjadi pendamping Rasulullah Shalallahu Alaihi wasallam.
Sementara itu beliau sendiri yang mengajari, membidik, mensucikan jiwa manusia menamankan adab kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, ibadah dan ketaatan.
Selain itu, beliau juga menganjurkan agar mereka menahan diri dan tidak suka meminta-minta, menyebutkan keutamaan sabar dan perasaan puas.
Beliau menggambarkan kebiasaan minta-minta itu seperti kutu, lalat atau nyamuk yang menempel di wajah yang meminta-minta, kecuali jika sangat terpaksa.
Di samping itu, beliau juga menyampaikan keutamaan dan pahala berbagai ibadah di sisi Allah, mengkaitkan mereka merasa terlibat langsung dengan dakwah dan risalah.
Sehingga mereka merasakan terlibat langsung dengan dakwah, dan kesalahan sehingga mereka semakin tergugah untuk memahami dan mencermatinya.
Begitulah cara beliau mengangkat moral dan spirit mereka membekali mereka dengan nilai-nilai tinggi sehingga mereka tampil sebagai sosok yang ideal dan sempurna setelah para nabi tercatat dalam sejarah manusia.
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu Anhu berkata, “Barang siapa mengikuti maka hendaklah dia mengikuti orang yang telah meninggal dunia. Sebab orang yang masih hidup tidak aman dari cobaan.
Mereka itulah para sahabat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, mereka adalah umat ini yang paling utama hatinya, paling berbakti ilmunya paling mendalam, bebannya yang paling sedikit, yang dipilih Allah sebagai pendamping Nabinya dan untuk menegakkan agamanya.
Maka kenalilah keutamaan mereka ikutilah jejak mereka pegang akhlak dan peri kehidupan mereka menurut kesanggupan kalian sesungguhnya mereka berada pada petunjuk yang lurus.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam sendiri memiliki sifat-sifat lahir dan batin kesempurnaan keutamaan akhlak dan perbuatan-perbuatan yang bagus, sehingga semua orang tertarik kepada beliau.
Setiap kalimat yang beliau ucapkan pasti akan diikuti para sahabat setiap kali ada bimbingan atau pengarahan yang disampaikan maka mereka akan berbuat melaksanakannya berebut melaksanakannya.
Dengan cara ini, Nabi shallallahu alaihi wasallam mampu membangun sebuah masyarakat yang baru di Madinah, suatu masyarakat yang mulia lagi mengagumkan yang dikenal sejarah.
Beliau juga mampu mencari pemecahan dari berbagai problem yang muncul di tengah masyarakat ini, yang bisa dinikmati manusia setelah mereka ke latihan dalam latihan dalam kungkungan kegelapan.
Dengan gambaran spiritual yang mengagumkan seperti ini segala aspek kehidupan sosial bisa tumbuh menjadi sempurna siap menghadapi segala arus zaman sepanjang sejarah.[Ind/Wld].