• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Senin, 9 Juni, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Kisah

Kisah Rasulullah Ubah Nama Yatsrib Jadi Madinah

April 11, 2021
in Kisah, Unggulan
Kisah Rasulullah Ubah Nama Yastrib Jadi Madinah

Kisah Rasulullah Ubah Nama Yastrib Jadi Madinah Foto: Pixabay

86
SHARES
660
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com- Yatsrib berasal dari nama Yatsrib bin Mahlail. Ia adalah keturunan raja-raja Amaliqah yang dahulu pernah berkuasa di kota itu. Setelah Rasulullah hijrah, beliau mengganti nama Yatsrib menjadi Madinah.

Baca Juga: Kisah Perjalanan Rasulullah ke Madinah Ketika Berhijrah

 Yatsrib menjadi Madinah

Al-Madînah secara umum memang diartikan sebagai kota, tetapi sebetulnya al-Madînah itu mengandung makna peradaban, karena dalam bahasa Arab, peradaban itu adalah madanîyah atau tamaddun.

Cuaca di Kota Madinah sangat kering. Pada musim dingin suhunya sangat rendah dan pada musim panas suhunya jauh lebih panas dari pada Mekah.

Banyak sahabat Muhajirin yang tidak kuat dengan cuaca tersebut dan jatuh sakit. Mereka dilanda demam tinggi yang melemahkan tubuh. Abu Bakar, Bilal, dan Amir bin Fuhairah termasuk yang jatuh sakit.

Mempersaudarakan di antara sesama orang-orang Muslim

Disamping membangun masjid sebagai tempat untuk mempersatukan manusia, Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam juga mengambil Tindakan yang sangat momumental dalam sejarah.

Yaitu usaha mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin dan Anshar. Ibnu Qayim menurutkan,

“kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam mempersaudarakan orang-orang Muhajirin dan Anshar di rumah Anas bin Malik. Mereka yang dipersaudarakan ada Sembilan puluh orang, separuh dari Muhajirin dan separuhnya lagi dari Anshar.

Beliau mempersaudarakan mereka agar saling tolong menolong, saling mewarisi harta jika ada yang meninggal dunia di samping kerabatnya. Waris-waris ini berlaku hingga Perang Badr.

Tatkala turun ayat, “Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagaimana lebih berhak terhadap sesama (daripada kerabat yang bukan kerabat). (Al-Anfal:75).

Maka hak-hak waris mewarisi itu menjadi gugur, tetapi ikatan persaudaraan masih tetap berlaku.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam menjadikan persaudaraan ini sebagai ikatan yang benar-benar harus dilaksanakan.

Dorongan perasaan untuk mendahulukan kepentingan yang lain, salig mengasihi dan memberikan pertolongan benar-benar senyawa dalam persaudaraan ini.

Tujuan Rasulullah mempersaudarakan para sahabatnya adalah untuk menghilangkan rasa asing dalam diri sahabat Muhajirin di Kota Madinah.

Selama itu, persaudaraan ini ditujukan untuk menunjukkan bahwa semua orang Islam bersaudara. Selain itu, juga agar setiap Muslim menjadi saling menolong yang kuat menolong yang lemah, yang mampu menolong yang kekurangan.

Buah persaudaraan ini akan dirasakan terus selama tahun-tahun sulit yang kelak ditempuh Rasulullah dan para sahabatnya di Madinah.

Ternyata, kalangan Anshar memperlihatkan sikap ramah yang luar biasa kepada saudara-saudara Muhajirin mereka.

Sudah sejak semula golongan Anshar menyambut gembira kaum Mihajirin. Mereka begitu mengerti bahwa kaum Muhajirin meninggalkan segala yang mereka miliki, termasuk harta benda dan seluruh kekayaan di Mekah

Sebagian besar dari mereka memasuki Madinah dengan perut lapar tanpa ada lagi yang dapat dimakan. Apalagi mereka memang bukan orang berada dan berkecukupan.

Tentu saja sebagai kaum yang berbudi, kaum Muhajirin tidak begitu saja terlena dengan bantuan saudara-saudara Anshar mereka.

Kaum Muhajirin berusaha melakukan banyak pekerjaan agar mereka bisa kembali mandiri secepatnya.

Persaudaraan Sejati

Aqidah Islamiyah adalah dasar persaudaraan sejati. Tidak mungkin dua orang yang berlainan agama bisa bersaudara seerat dua orang yang sama agamanya.

Rasulullah menghimpun hati para sahabatnya begitu dekat, sehingga tidak ada perbedaan di antara mereka kecuali ketakwaan dan amal shalih.[Ind/ Wld].

Bersambung.

Sumber Buku Sirah Nabawiyah, Penulis Syeikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, Penerbit Pustaka Al-Kautsar.

Tags: Kisah Rasulullah Ubah Nama Yastrib Jadi Madinah
Previous Post

Launching Majelis Ilmu Salimah (MIS) di Kalbar

Next Post

Satu Tahun Pendidikan pada Masa Covid-19

Next Post
Satu Tahun Pendidikan pada Masa Covid-19

Satu Tahun Pendidikan pada Masa Covid-19

Tarif Listrik 900 VA Diperkirakan akan Naik

Tarif Listrik 900 VA Diperkirakan akan Naik

Kisah Rasulullah Membangun Masjid Nabawi

Kisah Rasulullah Membangun Masjid Nabawi

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga