JANGAN kejauhan mikirnya. Ada sebuah kisah menarik yang diunggah pada akun Facebook Anis Byarwati. Sebelum itu, kita perlu tahu bahwa perempuan punya sisi emosional yang lebih tinggi dibanding laki-laki.
Kadang, sisi emosional ini membuat perempuan menjadi reaktif terhadap satu kejadian, lalu bermain dengan pikirannya sendiri, pikirannya mengembara ke mana-mana, lalu mengambil kesimpulan sendiri. Setelah itu, kesal sendiri.
Tahu enggak, ada kata yang ampuh untuk membuat kita sadar kembali, pikiran tidak mengembara ke mana-mana, dan kembali napak ke bumi.
Ini kata-katanya:
Jangan kejauhan mikirnya!
Dijamin, kata-kata ini akan membuat kita tersentak dan jleb, napak lagi ke bumi!
Nah kata-kata: “Jangan kejauhan mikirnya!” ini kayaknya harus kita berikan kepada si bapak di kereta ini. Masak si bapak cuman ditanya jam berapa sekarang, mikirnya jauh banget!.
Baca Juga: Berbaik Sangka dan Berpikir Positif kepada Pasangan
Jangan Kejauhan Mikirnya
Dalam suatu kereta, seorang pemuda bertanya pada seorang bapak di sampingnya.
“Jam berapa sekarang, Pak?”
Sungguh di luar dugaan, si Bapak diam saja, menoleh pun tidak. Mengira sang bapak tidak mendengar, pemuda tersebut mengulanginya sampai 3 kali, tetapi si Bapak diam tidak bergeming sedikit pun.
Merasa kesal, si pemuda akhirnya mencolek bapak tersebut, dan berkata, “Saya heran mengapa bapak tidak menjawab pertanyaan saya? Apa sih susahnya?” Katanya sambil melengos.
Belum habis dia melengos, si Bapak mulai berbicara.
“Bukannya saya enggak mau menjawab, tapi nanti kalau saya jawab, kita pasti ngomong-ngomong soal ini, soal itu, terus nanti kita jadi akrab.”
Si pemuda melongo mendengar ceramah si Bapak, “Lalu apa salahnya kalau kita akrab?”
Si Bapak menjawab; “Nanti anak gadis dan istri saya akan menjemput saya di Gambir, kalau kita sudah akrab, nanti kita akan turun sama-sama, terus saya pasti memperkenalkan mereka sama kamu.
Nah, istri saya tuh orangnya baik sekali sama semua orang, nanti dia pasti menawarkan kamu mampir ke rumah, nanti kamu mandi di rumah saya, terus makan di rumah saya, kemudian kamu lama-lama bisa akrab dengan anak gadis saya dan kamu bisa jadi pacar anak saya dan lama-lama kamu bisa jadi menantu saya.”
Sang pemuda yang tadi sudah bingung sekarang makin bingung, lantas dia bertanya; “Terus apa hubungannya dengan pertanyaan saya yang pertama?”
Sambil berdiri dengan lantang Bapak tersebut menjawab; “Masalahnya anak muda, SAYA TIDAK MAU PUNYA MENANTU SEPERTI KAMU, JAM TANGAN AJA NGGAK PUNYA, BAGAIMANA MAU MEMBAHAGIAKAN ANAK SAYA?”
Lho? [ind/Cms]
Sumber: FB Anis Byarwati