IBUNDA yang memuliakan sang yatim, Muhammad SAW. Tentang Fatimah Binti Asad, Rasulullah pernah bersabda, “Sungguh tidak ada orang yang lebih baik kepadaku-sesudah Abu Thalib-lebih dari Fathimah. Aku memakaikan gamisku kepadanya agar ia terbungkus dengan hiasan surga. Aku baringkan ia di dalam lahad agar ia mendapat keringanan siksa kubur.”
Fathimah binti Asad adalah seorang sahabat wanita yang agung. Wanita yang membai’at Rasulullah dan beriman kepadanya. Wanita yang berhijrah kepada Rasulullah dalam iman. Wanita yang menyeru dengan tulus dan sabar.
Baca juga: Kisah Si Amanah yang Ruhnya Berkumpul dengan Orang Zhalim
Ibunda yang Memuliakan Sang Yatim, Muhammad SAW (1)
Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf al-Qurasyiyyah al- Hasyimiyyah, Fathimah adalah istri dari paman Rasulullah, Abu Thalib, dan ia adalah ibu dari menantu dan saudara sepupu Nabi, Ali bin Abi Thalib la adalah ibunda Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib, Thalib, ‘Uqail, Ja’far, Ummu Hani’, Jumanah, dan Raithah bin Abi Thalib.
Fathimah binti Asad adalah wanita yang mendapat kehormatan untuk mendidik dan mengasuh Rasulullah saat beliau dalam asuhan pamannya, Abu Thalib. Ia juga mengasuh Rasulullah lebih dari mengasuh anak- anaknya sendiri. Ia selalu baik kepada Rasulullah dan selalu menjaganya selama beliau berada dalam asuhan Abu Thalib, pamannya.
Fathimah binti Asad memiliki peran penting dalam kehidupan Rasulullah. Saat itu Rasulullah adalah seorang anak yatim yang baru saja beralih asuhan di bawah Bani Hasyim. Karena setelah ibunya, Aminah, wafat, Rasulullah diasuh oleh kakeknya, Abdul Muththalib. Setelah Abdul Muththalib wafat, wasiat beralih ke tangan pamannya, Abu Thalib. Muhammad yang yatim ini pun hidup bersama beberapa anak pamannya itu.
Istri sang paman, Fathimah, bisa merasakan bagaimana penderitaan yang dirasakan oleh anak yang malang ini. Karena itulah, ia curahkan segenap kemampuan untuk menjadikan Muhammad tidak merasa gelisah, terasing, atau berbeda dengan anak-anaknya sendiri. Bahkan, Fathimah memberikan perhatian khusus kepada Muhammad hingga kadangkala lebih diistimewakan daripada anak-anaknya sendiri.
Perlakuan yang baik ini, masih membekas dalam diri Rasulullah. Beliau tidak pernah melupakan jasa yang telah dipersembahkan oleh Fathimah dan tidak pernah melupakan kebaikan yang telah ia curahkan. Bahkan, Rasulullah berbakti kepada Fathimah laksana ibunya sendiri dan selalu mengingat segala hal yang telah dilakukan terhadap dirinya.
Beliau selalu mengenang Fathimah hingga wanita ini wafat. Beliau muliakan makamnya sebagaimana memuliakan makam ibunya sendiri. Rasulullah surga yang abadi. mendoakan agar Fathimah mendapat nikmat
Fathimah binti Asad adalah wanita yang berakhlak mulia dan memiliki iman yang mendalam serta kepribadian unik dan teguh. Inilah sifat-sifat yang diwariskan kepada para putranya, terutama Ali bin Abi Thalib Setelah suaminya, Abu Thalib, meninggal dunia, Fathimah selalu di rumah untuk menjalankan peran yang besar dalam mengasuh anak-anaknya dengan pendidikan yang baik.
Akhirnya, Fathimah masuk Islam dan Allah menyinari hatinya dengan cahaya kebenaran dan iman. Fathimah pun berbai’at di hadapan Rasulullah untuk beriman kepada Allah dan hijrah bersama orang-orang yang hijrah ke Madinah al-Munawwarah, sebagai juru dakwah yang berjuang demi mengangkat kalimat Allah dan meneguhkan pilar-pilar Islam,
Bagi Rasulullah, Fathimah adalah salah seorang sosok pembesar keluarga dan tokoh kaumnya. Rasulullah selalu menyimpan bentuk keikhlasan, muru’ah (kehormatan), dan tepat janji kepada Fathimah hingga beliau selalu berkunjung kepada Fathimah dan sesekali singgah di rumahnya.
Sumber: Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam – Dr. Bassam Muhammad Hamami
[Vn]