HIKMAH menjenguk orang sakit dibagikan oleh Ms. Leliana Setianingrum, Guru Jakarta Islamic School untuk ChanelMuslim.com.
Berikut tulisan selengkapnya.
Sewaktu mendengar beliau sakit, hatiku langsung berdegup kencang…Subhanallah, ibu guruku sewaktu SMA yang penuh semangat terkena sakit kanker esofagus…
Ketika ada ajakan untuk menjenguk, langsung aku minta izin suami untuk ikutan, karena masih teringat dalam ingatan sosok Ibu Nur yang sangat mendukung kegiatan kami di Rohis sewaktu SMA.
Sesampainya kami di kediaman beliau, kami disambut dengan hangat…
Dan banyak nasihat serta hikmah yang kami dapat di sana.
“Ketika sakit mendera, kita akan sadar betapa nikmat sehat itu luar biasa berharga”, itu ungkapan pengantar beliau…
Karena kanker esofagus (tenggorokan) menyebabkan Bu Nur tidak bisa makan seperti biasa, semuanya harus dijus… nasi, buah, sayur semua dijus.
Untuk berbicara dan menelan saja sakit, baru hari ini beliau bisa berbicara lebih banyak, mungkin karena doa dan semangat dari para tamu yang menjenguk tak pernah sepi datang silih berganti…
Subhanallah, banyak orang yang sayang dan perhatian dengan bu Nur… Kebaikan yang beliau tebar amat membekas di hati kami, para murid dan sahabatnya..
Dan kejadian unik pun terjadi 30 menit setelah perbincangan kami beralih topik.
Baca Juga: Keutamaan Menjenguk Orang Sakit
Hikmah Menjenguk Orang Sakit
Sebelum beliau sakit, ternyata Ibu Nur beserta suami sedang merealisasikan impian membangun pesantren gratis bagi yatim dan dhuafa di Cirebon.
Sudah tahun ke-4 berjalan. Ada 260 siswa SD hingga SMP di sana, dan tahun ini akan membangun asrama untuk SMA.
Dana tidak sedikit beliau dan keluarga gelontorkan untuk mewujudkan misi ini, tapi pertolongan Allah pun amatlah dekat.
Allah pertemukan beliau dengan beberapa donatur yang ingin ikut berpartisipasi. Bahkan 2 hari yang lalu, ada yang menjual salah satu mobilnya untuk membantu, ada pula yang menyumbang 50 juta dan 150 juta untuk tambahan biaya pembangunan asrama.
Subhanallah, bahkan beberapa praktisi pendidikan ikut membantu dengan berbagi pengalaman dan sharing beberapa konsep pendidikan.
Singkat kata, saya takjub dengan apa yang ada di hadapan mata saya..
Saya datang menjenguk orang yang sakit parah secara fisik… tapi orang tersebut justru amat sehat dalam hal semangat dan visi hidup…
Beliau tidak terlalu menghiraukan sakit yang dirasakan, tapi tetap fokus ikhtiar untuk membangun bekal jariyah yang tak terputus…
“Hidup di dunia ini hanya seperti musafir yang berteduh sejenak di bawah pohon, hanya sebentar…justru bekal cerdas untuk akhirat yang fokus dipersiapkan…”
Yaa Allah, terima kasih atas pelajaran hidup hari ini… saya jadi termotivasi untuk terus meluruskan niat dan lebih cerdas dalam beramal untuk bekal kelak…
Nikmat sehat yang sering lupa disyukuri, nikmat bersilaturahim yang menambah kecintaan, serta nikmat berbagi ilmu atau nasihat…
Karena kita tidak pernah tahu, mana amal kita yang Allah terima…[ind]