ChanelMuslim.com – Telah tiba masa pertempuran Tutsur, dan di sinilah balatentara Islam akan berhadapan dengan balatentara Persi, dan disinilah pula Barra’ bin Malik dapat merayakan pestanya yang terbesar.
Penduduk Ahwa dan Persi telah berhimpun dalam suatu pasukan tentara yang amat besar hendak menyerang Kaum Muslimin. Amirul Mukminin, Umar bin Khattab menulis surat kepada Sa’ad bin Abi Waqqash di Kufah agar mengirimkan pasukan tentara ke Ahwaz.
Dan menulis surat pula kepada Abu Musa al-Asy’ari di Basrah agar mengirimkan juga pasukan ke Ahwaz, sambil berpesan dalam surah itu: “Angkatlah sebagai komandan pasukan Suhail bin ‘Adi dan hendaklah ia didampingi oleh Barra’ bin Malik!
Baca Juga: Kisah Heroik Barra’ Bin Malik Menyelamatkan Saudaranya
Barra’ bin Malik, Telah Tiba Masanya
Dan bertemulah pasukan yang datang dari Kufah dengan yang datang dari Basrah untuk menghadapi tentara Persi disuatu pertempuran yang seru dan seram. Di kalangan tentara Islam terdapat dua orang bersaudara utama yaitu Anas bin Malik dan Barra’ bin Malik.
Pertempuran dimulai dengan perang tanding satu lawan satu. Barra’ menjatuhkan sampai seratus penantang dari Persi. Kemudian berkecamuklah perang yang baur di antara ke dua pasukan dan dari kedua belah pihak berjatuhan korban yang tak sedikit.
Sebagian shahabat mendekati Barra’ sementara perang sedang berlangsung itu, mereka menghimbaunya dan berkata: “Masih ingatkah engkau, Hai Barra’, akan sabdah Rasul tentang dirimu. Berapa banyak orang yang berambut kusut masai dan berdebu dan punya dua pakaian lapuk hingga tidak diperhatikan sama sekali.
Padalah seandainya ia memohon kutukan kepada Allah bagi mereka, pasti akan diluluskannya. Dan di antara orang-orang itu adalah Barra’ bin Malik! Wahai Barra; bersumpahlah kamu kepada Tuhanmu, agar ia mengalahkan musuh dan menolong kita!”
Maka Barra’ mengangkat kedua tangannya ke arah langit dengan berendah diri lalu berdoa, “Ya Allah kalahkanlah mereka dan tolonglah kami atas mereka dan pertemukanlah daku hari ini dengan Nabi-Mu..!”
Dilayangkannya pandangannya yang lama kepada saudaranya Anas bin Malik yang berperang berdampingan dengannya, seakan-akan hendak mengucapkan selamat tinggal.
Menyerbulah kaum Muslimin dengan keberanian yang tak takut mati, suatu keberanian yang tidak dikenal dunia kecuali dari mereka. Dan merekapun memperoleh kemenangan, suatu kemenangan yang nyata.
Di tengah-tengah para syuhada yang jadi korban pertempuran, terdapatlah Barra’ dengan wajahnya menampilkan senyum, senyum manis seperti cahaya fajar.
Tangan kanannya sedang menggenggam segumpal tanah berlumur darah, yaitu darah yang suci. Dan pedangnya masih tergeletak disampingnya, kuat tak terpatahkan, rata tanpa goresan.
Musafir itu telah sampai ke kampungnya. Bersama-sama temannya yang syahid ia telah mencapai perjalanan hidup yang agung lagi mulia, dan mereka menerima panggilan dari ilahi.
“Itulah surga yag Kami wariskan untuk kalian, sebagai balasan atas amal perbuatan kalian.”(Q.S. Al-A’raf: 43)