ASY SYIFA bintu Abdullah. Nama aslinya adalah Laila bintu Abdullah bin Abdu Syams bin Khalaf al-‘Adawiyah al-Qurasyiyah. Dia adalah satu dari sedikit orang yang pandai membaca dan menulis pada masa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.
Laila adalah shahabiyah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dari Bani ‘Adi bin Ka’ab, sama seperti Umar bin Khattab. Ia memeluk Islam saat kaum Muslimin masih berada di Mekkah, kemudian mengikuti rombongan awal hijrah ke Habasyah, lalu ke Madinah.
Sejak masa jahiliyah, Laila sudah pandai membaca dan menulis. Dia menjadi guru tulis dari putri-putri keluarga Abu Bakar, yaitu Asma’ dan Aisyah.
Di Madinah, Laila juga menjadi guru tulis bagi istri Nabi, Hafshah bintu Umar bin Khattab, dan para Muslimah lainnya. Selain membaca dan menulis, Laila juga menguasai bidang lain seperti ruqyah (dokter) dan sosial.
Baca juga: Ummu Hakim binti Al-Harits, Sahabiyah yang Membunuh Pasukan Romawi pada Hari Pernikahannya
Asy Syifa bintu Abdullah, Guru Tulis pada Masa Awal Islam
Suatu ketika, Hafshah sakit namlah. Rasulullah saw menyaksikan Laila mampu mengobatinya dengan metode ruqyah. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memujinya dan memintanya untuk mengajarkan ilmu ruqyah kepada Hafshah dan para muslimah lainnya.
Karena itu, Laila dikenal dengan nama Asy-Syifa’ artinya ahli pengobatan. Pengabdian dan kepeduliannya terhadap orang-orang sakit begitu tinggi sehingga Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memberikan rumah dinas untuknya di Dusun Hikakan yang menjadi pusat pengobatan warga yang sakit gatal-gatal.
Asy-Syifa’ tinggal di rumah tersebut bersama putranya, Sulaiman bin Abi Khutsmah. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sering bertamu ke rumah Asy-Syifa’ karena kedudukannya yang sangat mulia di kalangan kaum Muslimin.
Pada masa Umar bin Khattab radhiyallahu anhu menjadi khalifah, Asy-Syifa’ diangkat menjadi kepala pengawas pasar. Tugasnya menasihati siapa pun, baik pedagang, maupun pembeli, agar tidak curang dan melanggar aturan jual beli.
Inilah bukti bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan. Asy-Syifa’ dimuliakan sejak zaman Nabi hingga meninggalnya pada tahun 20 H pada masa Umar memimpin pemerintahan.
Dialah guru menulis sekaligus dokter bagi kaum Muslimin, khususnya di kalangan perempuan. Jiwa sosialnya begitu tinggi, ia selalu terpanggil untuk membantu siapa pun yang membutuhkan. Asy-Syifa’ bintu Abdullah juga teladan bagi para Ibu muslimah untuk selalu belajar dan memiliki ilmu pengetahuan sehingga dapat membantu orang lain, termasuk anak-anaknya. [ind]
sumber: Buku Seri Ilmuwan Muslimah, ditulis oleh Sarah Mantovani (penerbit: Pro-Kids, 2020)