BAGAIMANA akhir Perang Uhud yang sebenarnya? Kesimpulan kalah biasanya diambil ketika Uhud hanya dibahas sampai Uhud saja!
Memang betul telah terjadi ketidaktaatan pasukan pemanah, tertimpa musibah juga, syuhada sampai 70 sungguh menyedihkan.
Sebagian lagi tunggang-langgang balik ke Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sampai retak gigi, robek bibir, pelipis berdarah, dan pipi tertancap dua rantai memang terjadi.
Rangkaian peristiwa ini membuat sahabat tak lagi menghiraukan keselamatan diri untuk melindungi baginda, dan para sahabat menarik barisan sampai naik ke gunung Uhud itu betul.
Bahkan Nabi kita, Muhammad ShalalLaahu ‘alayhi wa Sallam, diisukan telah terbunuh. Hanya yang lemah iman yang terpengaruh.
Tapi Madinah selamat dan pasukan Quriasy pulang dengan tangan hampa. Mereka lupa atau takut untuk menyerbu Madinah.
Kalau memang Kaum Muslimin kalah, mengapa Kaum Musyrikin Quraisy tidak terlihat menang?
Baca Juga: Menghidupkan Legenda Uhud
Akhir Perang Uhud yang Sebenarnya
Ketika Quraisy hendak kembali ke Makkah dan berkemah di ar-Rawha’ terbersitlah tekad pada mereka untuk kembali menuntaskan pertempuran dan melumatkan Madinah.
Mereka sadar pertempuran belum mereka menangkan. Namun, di luar dugaan mereka Rasulullah bersama sahabatnya paginya telah lebih sigap.
Kaum Muslimin telah bersiap di daerah milik Ma’bad ibn Abi Ma’bad. Kesigapan ini menjatuhkan mental Quraisy pada tanggal 8 Syawwal, Ahad pagi, tahun 3 Hijriyah itu.
Ekspedisi yang berselang sehari setelah Uhud itu dikenal sebagai Hamrah al-Asad.
Mereka yang diizinkan Nabi untuk berangkat kali ini hanyalah dari 630 pasukan veteran Uhud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لا يخرج معنا إلاّ من شهد القتال
“Tidak boleh berangkat bersama kami, kecuali mereka yang sudah hadir dalam pertempuran (sebelumnya, yaitu Uhud)”
Ke-300 Kaum Munafiqin yang desersi bersama Abdullah ibn Ubayy ibn Salul dari Uhud dilarang berangkat. Daftar kaum Munafiqin bertambah panjang.
Eks pasukan Quraisy syok mendapati lawan yang mereka kira kalah kini telah bersiap perang lagi. Mereka menduga kali ini tidak akan ada lagi ketidaktaatan seperti di Uhud.
Mereka menduga kaum muslimin telah bertekad untuk gigih berjuang. Jika 700 pasukan di Uhud saja telah membuat 3000 pasukan Musyrikin terhenti, bagaimana sekarang?
Mereka memilih mundur ketakutan dan mengutus Abu Qays untuk minta damai kepada Rasulullah, namun itu tidak ditanggapi.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menguatkan kaum Muslimin dengan menurunkan Surah Ali-Imran ayat 173-174:
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang mengatakan kepadanya,
“Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,”
ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”
فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ
Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak ditimpa suatu bencana dan mereka mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.
Setelah tiga hari berada di Hamrah al-Asad tanpa gangguan barulah kembali ke Madinah. Bagaimana mungkin pemenang justru kabur dengan perasaan takut.
Inilah akhir Uhud sebenarnya, yaitu kemenangan bagi Kaum Muslimin. Demikian menurut Syaikh Safiyurrahman Mubarakfuri dalam kitabnya ar-Rahiqul Makhtum, Bab Uhud-Hamratul Asad.
Agung Waspodo, S.E., M.P.P., kalau membaca, bacalah secara tuntas, jangan katanya katanya.
Depok, 4 Maret 2018. WalLaahu a’lam bish-showwab.[ind]