ChanelMuslim.com – Abu Dzar Melakukan Dengar Pendapat Umum (2)
Lalu ia berseru kepada semua yang hadir: “Apakah tuan-tuan yang sewaktu Quran diturunkan kepada Rasulullah, ia berada di lingkungan tuan-tuan?”
Jawaban dari pertanyaan itu diberikannya kepada dirinya sendiri, katanya: “Benar kepada tuan-tuanlah al-Qur’an diturunkan dan tuan-tuanlah yang telah mengalami sendiri berbagai peperangan!”
Baca Juga Kisah Sebelumnya: http://Abu Dzar Melakukan Dengar Pendapat Umum (1)
Abu Dzar Melakukan Dengar Pendapat Umum (2)
Kemudian diulanginya pertanyaannya: “Tidakkah tuan-tuan jumpai dalam al-Qur’an ayat ini:
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.
Yaitu ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.”
(At-Taubah ayat 34 dan 35)
Muawiyah memotong jalan pembicaraannya, katanya: “Ayat ini diturunkan kepada Ahlu Kitab!”
“Tidak!” seru Abu Dzar, “Bahkan ia diturunkan kepada kita dan kepada mereka!”
Abu Dzar melanjutkan ucapannya, menasihati Mu’awiyah dan para anak buahnya agar melepaskan gedung, tanah serta harta kekayaan itu, dan tidak menyimpan untuk diri masing-masing kecuali sekedar keperluan sehari-hari.
Berita tentang Abu Dzar dan soal jawab ini tersebar dari mulut ke mulut. Dari orang banyak ke orang banyak. Semboyannya semakin nyaring terdengar di rumah-rumah dan di jalan-jalan: “Sampaikan kepada kepada para penumpuk harta akan setrika-sterika api neraka!”
Mu’awiyah sadar akan adanya bahaya, ia cemas akan akibat ucapan tokoh ulung ini. Tetapi ia pun mengerti akan pengaruh dan kedudukannya, hingga tidak akan melakukan hal-hal yang menyakitkannya.
Hanya dengan segera dituliskannya surat kepada Khalifah Utsman radiyallahu ‘anhu menyatakan: “Abu Dzar telah merusak orang-orang Syria!”
Sebagai jawabannya Utsman mengirim surat meminta Abu Dzat datang ke Madinah. Kembali Abu Dzar berkemas-kemas menyingsingkan kaki celananya, lalu berangkat ke Madinah.
Dan pada hari keberangkatannya itu, Syria menyaksikan saat-saat perpisahan dan ucapan selamat jalan dari khalayak ramai, suatu peristiwa yang luar biasa yang belum pernah disaksikannya selama ini! [Ln]
Bersambung…