MELANJUTKAN halaman sebelumnya bahwa ukhuwah itu semangat dalam memberi.
Bahkan menghilangkan perasaan ‘empet’ (ghil) pun, sebagai tingkat terendah akan kesulitan.
Ukhuwah islamiyah adalah konsep yang adiluhung meskipun sulit dipraktekkan.
Tetapi bukan sesuatu yang tidak mungkin. Karena memang barang yang berkualitas super, tidak mudah untuk mendapatkannya.
Oleh karena itu ukhuwah islamiyah adalah proyek dakwah yang bernilai sangat tinggi.
Membutuhkan keseriusan dan perjuangan, lebih-lebih bila mengingat hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
Dari Amir bin Sa’ad dari ayahnya, pada suatu hari, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pulang dari tempat tinggi hingga saat beliau melintasi masjid.
Bani Muawiyah, beliau masuk dan kemudian sholat dua rakaat. Mereka pun sholat bersama dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memanjangkan doa kepada Allah lalu berpaling kepada mereka. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallamlalu bersabda, “Aku memohon tiga perkara kepada Allah, maka Allah memberiku dua perkara dan menolak satu perkara. Aku memohon agar Dia tidak membinasakan umatku dengan kekurangan pangan yang menyeluruh, maka Dia mengabulkannya, tidak membinasakan mereka dengan ditenggelamkan, maka Dia mengabulkannya, dan tidak menimpakan permusuhan di antara mereka, maka Dia menolaknya.” (HR. Muslim)
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mengapa permintaan ketiga, tidak menimpakan permusuhan diantara mereka, ditolak?
Karena memang pangkal perpecahan dan atau permusuhan adalah sesuatu yang sangat dicintai dan tidak ingin dibagi dengan orang lain.
Allah Ta’ala berfirman,
وَتُحِبُّونَ ٱلْمَالَ حُبًّا جَمًّا
“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (Al-Fajr: 20).
Ibnu Katsir menafsirkan “jammaa” dengan katsiroon (banyak). Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7:563.
Artinya, manusia itu sangat berlebihan dalam mencintai hartanya.
Dalam ayat lainnya disebutkan.
Ukhuwah Itu Semangat Memberi (2)
وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ ٱلْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
“Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (Al-‘Adiyat: 8).
Mengenai ayat ini Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan:
“Manusia sangat tamak dan bakhil (pelit) dengan harta sehingga mencintainya secara berlebihan.” Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7:635.
Bersedekah, itu berat. Apalagi bersedekah dengan harta yang kita cintai itu sungguh amat berat. Karena sifat manusia itu sangat mencintai harta dan enggan mengeluarkannya.
KH. Hasan memberikan tips atau cara mewujudkan ukhuwah islamiyah yaitu:
1. Saling kenal mengenal, (ta’aruf) secara serius dan benar.
Jadi ya kira kira ta’aruf nya seperti ketika kita ta’aruf kepada calon istri. Bukan cuma tahu namanya saja, tetapi dikulik sampai kita merasa plong, lega.
2. Saling memahami kelemahan dan kekurangan masing-masing, (tafahum).
Saling memahami itu bisa terwujud karena ta’aruf yang serius, ta’aruf yang menimbulkan perasaan kasih sayang. Sebuah perasaan yang lebih stabil dan hangat dibanding cinta.
Baca juga: Ukhuwah Itu Semangat Memberi (1)
3. Saling tolong menolong, saling menanggung beban untuk menutupi kekurangan-kekurangan saudaranya (takaful).
Ukhuwah yang timbul dalam usrah (keluarga) antara suami, istri dan anak bisa berjalan dengan baik dan kuat, karena diantara mereka saling, sekali lagi saling, menjalankan 3 hal tersebut.
Dan perceraian dalam sebuah keluarga sering terjadi karena tidak berjalannya 3 hal tersebut dengan baik diantara anggota keluarga tersebut.
Oleh karena itu tiga hal tersebut sering dikenal dengan istilah rukun usrah, rukun keluarga.
Ukhuwah tidak akan ditemukan dalam hubungan yang formalitas tanpa kehangatan.[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah