TUJUH kesebelasan ini akhirnya tumbang di Piala Dunia usai ngotot kampanye LGBT. Kini mereka pun tersingkir dan pulang kandang.
Siapa sangka kalau tujuh negara yang dikenal jago sepak bola ini akhirnya tersingkir di piala dunia Qatar. Sebelumnya mereka begitu ngotot mengkampanyekan LGBT di ajang bergengsi dunia itu.
Inilah ketujuh kesebelasan tersebut.
Satu, Jerman.
Sejak awal, Jerman begitu ‘ngoyo’ ingin menampilkan diri sebagai duta LGBT. Mulai dari ban atau pita kapten yang memuat simbol LGBT, hingga logo pada pesawat yang membawa mereka ke Qatar.
Mereka pun akhirnya mengalah setelah Qatar tegas tentang larangan tanpa simbol LGBT. Tapi, ketegasan itu justru disambut mereka dengan aksi tutup mulut.
Meski tak bisa memunculkan simbol LGBT pada pemain, Jerman tidak mau lemah semangat. Seorang menteri wanita Jerman pamer simbol LGBT pada pita di salah satu lengannya yang terbuka. Ia bersama pejabat FIFA duduk di tribun VIP.
Entah setan apa yang merasuki negeri produsen BMW ini. Padahal secara nalar, tidak ada hubungannya antara sepak bola dengan urusan privat seseorang seperti LGBT.
Meski diperkuat pemain-pemain tangguh, Jerman akhirnya ‘keok’ di awal-awal pertandingan. Negeri yang pernah dipimpin Hitler ini pun akhirnya pulang kandang dengan loyo.
Dua, Amerika.
Kesebelasan negara ini juga tidak kalah ngototnya kampanye LGBT selain Jerman. Kalau Jerman hanya pada pesawat dan ban kapten kesebelasan, Amerika bahkan memajang simbol LGBT pada stadium tempat mereka berlatih di Qatar.
Kesebelasan ini pun menyertakan rombongan yang sepertinya khusus untuk mengkampenyekan LGBT di tribun penonton.
Tapi, kesebelasan negeri holywood ini pun akhirnya menyusul Jerman ‘keok’ sebelum piala dunia usai.
Tiga, Belgia.
Seperti kompakan dengan Jerman, Belgia juga begitu semangat mengkampanyekan LGBT di piala dunia Qatar.
Kalau Jerman didampingi dengan menteri dalam negerinya yang wanita, Belgia pun didampingi oleh menteri wanitanya juga. Ia bahkan menginstruksikan para pemain untuk kampanye LGBT.
Tapi apa mau dikata, alih-alih ingin ngetop sebagai kesebelasan pro LGBT, justru Belgia pulang kampung lebih awal dari Qatar.
Empat, Denmark.
Denmark juga tergolong kesebelasan yang mendapatkan pesan khusus dari pemerintahnya untuk kampanye LGBT. Tapi, memang tidak segencar Jerman dan Amerika.
Meski begitu, Denmark juga menyusul Jerman ikut pulang kandang dengan loyo.
Lima, Swiss
Swiss juga kesebelasan yang terang-terangan mengkampanyekan LGBT di ajang piala dunia Qatar. Seorang menterinya juga secara tegas mengintruksikan agar kesebelasan ini berani mengkampanyekan LGBT.
Meskipun tidak seperti Jerman dan Belgia yang menterinya ikut berada di stadion, tapi menteri ini cuma ngasih perintah dari dalam negerinya.
Dan hasilnya, Swiss juga menyusul Jerman pulang kandang dengan malu.
Enam, Walace.
Kesebelasan Walace mungkin di antara yang mendukung LGBT tidak secara vulgar. Mereka sepertinya hanya memberikan solidaritas terhadap ‘perjuangan’ rekan-rekan negara sesama Eropa.
Tapi, hasilnya tidak jauh berbeda. Walace yang dipenuhi beberapa bintang sepak bola, akhirnya ikut pulang kandang dengan malu.
Tujuh, Inggris.
Inggris boleh jadi sebagai kesebelasan yang paling ‘sakit’ di piala dunia Qatar. Meski selalu tampil prima, negara gudang bintang sepak bola ini pun akhirnya tumbang dan ikut pulang kandang.
Sebelumnya, kesebalasan Inggris juga tak kalah sengitnya mengkampanyekan LGBT di piala dunia Qatar.
Sebenarnya, ada satu kesebelasan lagi yang diinstruksikan oleh meneri olah raganya untuk serius mengkampanyekan LGBT. Tapi ditolak oleh sang kapten. Kesebelasan itu adalah Prancis.
Entah apakah penolakan tersebut menjadi keberuntungannya, kesebelasan Prancis akhirnya menang tipis dari Inggris dengan skor 2 lawan 1. Prancis pun masuk pertandingan tahap selanjutnya.
Dari fakta ini, dunia seperti ternganga dengan apa yang terjadi di piala dunia Qatar. Mereka seperti mulai mengakui, “Jangan sembrono kampanye LGBT di Qatar, kalau tak mau ‘keok’ dan malu!” [Mh]