MUSIBAH itu bagian dari ujian hidup. Ada yang ringan, ada pula yang berat. Dan mereka yang siap menghadapi musibah, insya Allah lebih mudah sabar.
Berikut ini tiga tips yang boleh jadi bisa menyiapkan diri untuk sabar menghadapi musibah. Yaitu:
Satu, musibah itu ujian dan ujian bagian dari kehidupan.
Salah satu cara Allah subhanahu wata’ala menguji hambaNya dengan memberikan musibah. Ada musibah kematian, bencana alam, penyakit, kefakiran, dan lainnya.
Yang harus dipahami, hidup ini panggung ujian. Siapa pun pasti akan merasakan ujian. Begitulah cara Allah subhanahu wata’ala ingin memaparkan kepada hambaNya, siapa yang sabar dan siapa yang tidak.
Sabar adalah bentuk istiqamah seseorang dalam keadaan yang tidak enak. Dan syukur adalah istiqamah seseorang ketika mengalami kesenangan.
Jadi, jika kita mau terus hidup, hadapi semua ujian yang ada. Jangan pernah lari, karena tak ada tempat untuk lari dari ujian hidup.
Salah satu cara menghadapinya adalah dengan berdoa dan tawakal kepada Allah. Hal ini agar bobot musibah tidak melampaui daya tahan diri kita.
Dua, yakini bahwa musibah sudah ditetapkan lama.
Seorang mukmin harus mengimani takdir. Yaitu, ketetapan Allah yang telah ditentukan jauh hari sebelum peristiwa itu terjadi. Termasuk juga peristiwa musibah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah telah menulis takdir semua makhluk 50 ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi…” (HR. Muslim)
Jadi, ketika sebuah musibah menimpa diri kita, jangan menyalahkan siapa pun. Dan juga berandai-andai sekiranya tidak begini maka tidak begitu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita, “…Jika engkau tertimpa musibah, janganlah mengatakan, ‘Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak begini dan begitu.’ Tapi katakanlah, ‘Qadarullah wa maasya-a fa’al.’ (Hal ini telah ditakdirkan Allah, dan Allah berbuat apa saja yang dikehendakiNya)…” (HR. Muslim)
Tiga, lapang dada untuk menyelami hikmah musibah.
Allah subhanahu wata’ala tidak akan pernah menzalimi hambaNya. Inilah prinsip yang harus dipegang agar tidak terjerumus pada buruk sangka dengan Allah.
Lalu, kenapa ada musibah? Tentu ada hikmah yang begitu besar di balik musibah. Bisa berupa pelajaran agar kita tidak melakukan kesalahan yang sama.
Bisa juga sebagai anugerah Allah berupa penghapusan dosa dan kesalahan kita. Tentang anugerah ini, merupakan yang sangat besar dan suatu saat kita akan mengharapkannya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengatakan, “Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih berat dari itu melainkan Allah mengangkat derajatnya dan menghapus dosanya.” (HR. Muslim)
Memang, tak seorang pun yang mau merasakan musibah. Tapi ketika hal itu terjadi, sabar dan berbaik sangkalah kepada Allah, karena itulah media penghapus segala dosa kita. [Mh]