WAJAH itu anugerah Allah. Manusia hanya tinggal pakai. Karena itu, syukuri dan jangan rendahkan.
Tak seorang yang bisa menentukan seperti apa wajahnya. Bahkan kedua orang tua pun tak mampu memunculkan wajah anak yang diinginkan.
Hal ini karena wajah dan bentuk tubuh itu anugerah Allah. Dialah Allah yang membentuk tubuhmu saat kamu dalam rahim ibu. Begitulah firman Allah dalam Surah Ali Imran.
Secara sunnatullah atau biasa disebut alami, setiap manusia bangga dengan keadaan fisiknya. Hal ini karena fisik tersebut telah melekat dalam dirinya selama tahunan.
Wajah dan fisik itu pula yang akhirnya menjadi identitas diri seseorang. Seperti apa pun keadaan wajahnya.
Namun, ada sebagian orang yang kadang mengalami krisis identitas. Ia merasa tidak nyaman dengan keadaan dirinya. Dan, mencoba untuk melompat seolah menjadi diri orang lain.
Contoh, ada orang yang melakukan operasi di wajah agar tidak seperti aslinya. Mungkin tentang matanya, mulutnya, hidungnya, pipinya, bibirnya, dan lainnya.
Ada juga yang menata ulang warna rambut seolah ia berasal dari Eropa. Ada juga yang begitu hobi “mengecat” wajah dengan warna-warna bukan asli kulitnya.
Ada yang terkesima dengan wajah-wajah orang Korea. Mereka pun membayangkan punya wajah seperti itu. Setidaknya, punya warna kulit yang seperti mereka.
Masalahnya, bagaimana mungkin bisa karena iklim dan keturunannya berbeda. Di sini cuacanya lebih panas. Jadi, sangat wajar jika warna kulit wajah menjadi lebih coklat, kadang gradasi hitamnya lebih kentara.
Kalaupun diputih-putihkan, keadaan itu tidak akan pernah cocok dengan cuaca dan lingkungan. Boleh jadi, akan ada dampak kesehatan yang tidak ringan.
Jadi, terimalah apa adanya. Inilah wajah saya. Dan saya bangga dengan keadaan ini.
Wajah kadang tampil mengikuti keadaan jiwa. Jika jiwa seseorang kusam, begitu pun akan muncul dalam wajahnya. Dan jika jiwanya tenang dan damai, wajahnya akan berseri dan segar.
Sekali lagi, bersyukurlah dengan anugerah Allah berupa wajah dan bentuk tubuh kita. Inilah yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ketika kita bercermin, kita pun berdoa: Ya Allah, perbaguslah akhlak kami sebagaimana telah Engkau perbagus wajah ini.
Dan bukan sebaliknya, Ya Allah perbaguslah wajah ini sebagai telah Engkau perbagus akhlak kami.
Tampan dan cantik itu sekali lagi sangat relatif. Bukan “cat” dan hiasan yang mempercantik wajah. Tapi keadaan jiwa itulah yang sangat mempengaruhinya.
Jadi, bersyukurlah dengan anugerah Allah pada wajah dan bentuk tubuh kita. Jangan hiasi dengan semata-mata aksesoris luar diri. Tapi percantik dengan akhlak yang baik. [Mh]