ChanelMuslim.com – Sebuah nasihat dari Ustaz Slamet Setiawan, S.H.I berkaitan dengan motivasi kita untuk tetap menghafal walaupun disibukkan dengan pekerjaan menggugah kita semua untuk kembali merenungi waktu kita pada al-Qur’an.
Terkadang seseorang merasa ragu untuk menghafal al-Qur’an karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Ketika seseorang selalu disibukkan dengan pekerjaannya, maka sudah pasti sedikit waktu luangnya, banyak terkuras tenaganya, dan biasanya sulit untuk dapat mengkonsentrasikan pikirannya jika ia gunakan untuk menghafal al-Qur’an.
Baca Juga: Ketika Tidak Bisa Menghafal Al-Quran Karena Kurang Biaya
Tetap Menghafal Walaupun Disibukkan dengan Pekerjaan
Jangankan untuk menghafalnya, untuk rutin membacanya pun terkadang mereka merasa sangat berat.
Tiap orang memang berbeda-beda dalam hal kadar kesibukkannya. Ada yang memang kesibukkannya benar-benar padat, sehingga ia sama sekali tidak bisa menyempatkan waktu selain untuk pekerjaannya.
Ada yang memang sibuk, tetapi ia sebenarnya masih bisa menyempatkan waktunya untuk aktifitas-aktifitas lain di luar pekerjaan utamanya. Ada juga yang sebenarnya tidak terlalu sibuk, tetapi ia merasa sangat sibuk karena ketidakmampuannya dalam mengelola waktunya.
Kalian yang memang merasa benar-benar sibuk, bisa atau tidaknya kalian menghafal al-Qur’an di tengah-tengah kesibukkan kalian, sebenarnya kembali kepada cara pandang kalian sendiri terhadap kegiatan menghafal al-Qur’an.
Jika kalian memandang bahwa menghafal al-Qur’an adalah suatu kebutuhan yang harus selalu terpenuhi, maka sebenarnya tidak akan pernah ada yang bisa menghalangi kalian untuk tetap menghafal al-Qur’an, tidak akan pernah ada yang bisa menghalangi kalian untuk dapat menyelesaikan hafalan hingga sempurna kecuali jika sudah tiba panggilan dari Allah di mana kalian harus menghadap-Nya, yaitu kematian.
Jika kalian ingin benar-benar berhasil menghafalnya di tengah padatnya kesibukkan kalian, maka ubah cara pandang kalian terhadap hafalan al-Qur’an.
Jangan menganggapnya sebagai beban, tetapi anggaplah ia sebagai kebutuhan pokok dalam hidup kalian, sama seperti butuhnya kalian untuk makan, minum, istirahat, dan lain-lain.
Betapapun kalian sangat sibuk, tetapi ketika kalian memandang hafalan al-Qur’an sebagai kebutuhan, maka tidak akan ada satu hari pun walaupun benar-benar dikejar kesibukkan kecuali anda pasti akan menyempatkan waktu untuk menghafalnya.
Bahkan, kalian akan merasakan bahwa kalian sama sekali tidak bisa melewati hari kecuali dapat menyempatkan waktu untuk menghafalnya. Seperti halnya kalian punya jam makan atau jam istirahat, maka kalian pun harus punya jam menghafal al-Qur’an.
Namun, memang terkadang seseorang tidak mudah untuk dapat menjadikan hafalan al-Qur’an sebagai salah satu kebutuhan pokok dalam hidupnya. Butuh hati yang benar-benar bersih untuk merasakan butuhnya seseorang terhadap amal kebaikan.
Jika demikian, maka paling tidak, jadikanlah menghafal al-Qur’an anda sebagai kewajiban harian, yang sama sekali kalian tidak boleh lalai dari melaksanakannya.
Betapapun kalian sibuk, kalian pasti bisa menyempatkan waktu untuk shalat bukan? Tiada lain karena kalian menyadari bahwa ia adalah kewajiban yang tidak boleh kalian tinggalkan.
Atau, jika memang masih sulit untuk menanggapnya sebagai kewajiban, maka jadikanlah ia sebagai pelengkap kewajiban. ]ika datang waktu shalat, lengkapilah kewajiban shalat kalian itu dengan menghafal al-Qur’an, baik sebelum maupun sesudahnya.
Walaupun mungkin kalian hanya punya waktu lima atau sepuluh menit, tetapi itu sangat berharga dan berguna, bahkan jauh lebih baik daripada anda sama sekali tidak menghafalnya.
Berkaitan dengan hal ini, yang perlu kita ingat adalah bahwa jangan sampai keinginan kita terhadap dunia, kesibukan kita yang tiada hentinya dalam mencari harta, lantas membuat kita melupakan akhirat yang sejatinya merupakan kehidupan abadi untuk kita nanti. Banyak-banyaklah berdoa:
اللهم لا تجعل الدنيا أكبر همنا ولا مبلغ علمنا
“Ya Allah, jangan Engkau jadikan dunia ini sebagai impian terbesar kami serta pengetahuan tertinggi kami,” sebagaimana yang diajarkan Nabi saw. melalui sebuah riwayat yang dapat kita baca di dalam Sunan at-Tirmidzi.
Wallahu a’lam.