oleh: Ratih Septiana (Ummu Maryam)
ChanelMuslim.com – Dikenal atau terkenal?
Setiap langkah dari kita, apapun yang kita kerjakan, lakukan hari ini, sejarah telah menulis siapa diri kita.
Setiap orang memiliki sisi kelam dan terang. Sebab Allah telah menyempurnakan setiap jiwa hamba-Nya dengan fitrah yang baik. Tak perlu menjadi orang lain agar dirimu dikenal maupun terkenal. Jadilah diri sendiri, dengan anugerah akal, nikmat iman yang sudah Allah berikan.
Seperti halnya, musafir. Hari ini, alhamdulillah kita masih terus melenggang melalui jalan yang panjang. Jalan yang penuh kejutan, dari nikmat hingga ujian.
Waktu akan menulis kita sebagaimana kita bertutur, mencatat kita sebagaimana kita bersikap kepada semua orang. Begitu sangat merugi, ketika nanti setelah kita pergi untuk selamanya, tak ada selembar pun catatan dalam ingatan orang terdekat dan sekitar yang mampu mengingat kebaikan dalam diri ini. Na’udzubillah
Sebelum masa itu datang, semoga kesempatan yang masih menjadi misteri ini, dapat kita pergunakan sebaik mungkin.
Sah-sah saja, wajar saja kita memiliki sudut pandang yang berbeda. Hingga di mana pun kita berdiri, kita berpijak, di situlah kita semaikan kebaikan-kebaikan. Tak perlu sibuk dengan apa yang orang lain kerjakan, marilah saling bersinergi, mengisi satu sama lain di pos-pos yang kosong. Sehingga, niat dari doa yang terealisasikan, tidak akan menjadi penyesalan di masa yang akan datang.
Demikian, kita juga harus sadar, bahwa kita tak mampu mengendalikan perasaan seseorang, agar suka dan mencintai diri kita apa adanya. Bahkan ketika diri ini ada apanya? Akan ada beberapa orang yang sependapat ada pula yang tak suka dengan hal yang kita kerjakan. Sekalipun itu baik. Baik dalam ukuran persepsi agama, sosial, bahkan budaya.
Jadi, sahabatku jangan lelah menjadi orang baik, jangan putus asa ketika kita melakukan hal baik kemudian ada sebagian besar bahkan mematahkan perjuangan ini. Yakinlah, Allah Maha Melihat sekecil apapun usaha kita. Tak harus menjadi seseorang yang selalu dikagumi karena kita punya porsi kelemahan (juga). Biarkan masa yang mencatat, seperti apa kita nanti terkenang. Dan semoga dengan nikmat Islam, ilmu agama, hati yang peka, jiwa dan fikiran yang senantiasa bertafakur, biidznillah waktu akan menulis indah dalam pena hati orang-orang di sekeliling kita. Tanpa harus menafikan bahwa kitapun memiliki kekurangan.
Yang baik tetaplah baik dengan idealismenya, adapun kurang itulah kita sebagai manusia biasa.
Jadilah diri sendiri, dan jangan lupa bersyukur agar kita selalu bahagia!
Salam Perindu Surga.[ind]