TANDA-tanda matinya hati seseorang akan terlihat dari bagaimana cara ia memandang dan menyikapi ketaatan dan kemaksiatan, sebagaimana ungkapan Ibnu Athaillah berikut ini:
مِنْ عَلاَماَتِ مَوْتِ القَلْبِ عَدَمُ الحُزْن عَلَى مَا فَاتَكَ مِنَ المُوَافَقَاتِ وَتَرْكُ النَّدَمِ عَلىَ ماَ فَعَلْتَهَ مِنْ وُجُوْدِ الزَّلاَّتِ
“Di antara tanda hati yang mati ialah tidak ada rasa sedih apabila telah kehilangan kesempatan untuk melakukan ta’at kepada Allah; tidak juga menyesal atas kelalaian yang telah dilakukan.” (Ibnu Athaillah)
Baca Juga: Anugerah Buah Hati Bukan Soal Usia
Tanda-Tanda Matinya Hati Seseorang
Penjelasan:
1. Ketika datang waktu pagi lalu luput darimu zikir pagi dan shalat dhuha, kemudian tidak ada sedikitpun penyesalan dalam hatimu, maka itu hatimu telah mati.
2. Ketika waktu malam lalu terlewat darimu shalat malam dan istighfar kemudian tiada air mata penyesalan karena telah meninggalkannya, maka itu mungkin tanda hatimu telah mati.
3.
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِيمَانُ قَالَ إِذَا سَرَّتْكَ حَسَنَتُكَ وَسَاءَتْكَ سَيِّئَتُكَ فَأَنْتَ مُؤْمِنٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَمَا الْإِثْمُ قَالَ إِذَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ شَيْءٌ فَدَعْهُ
Dari Abu Umamah dia berkata, seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Apa itu Iman?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Jika kebaikanmu menggembirakanmu dan keburukanmu membuatmu sedih, maka kamu adalah mu’min.” Kemudian dia bertanya: “Apa itu dosa?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Jika suatu perkara singgah di dadamu kemudian engkau menolaknya.”
(Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad).
4. Meremehkan dosa ketika melakukan maksiat dan tidak mengagungkan sebuah ibadah sehingga mudah meninggalkannya adalah tanda ada penyakit nifaq di dalam hati dan itu bisa menyebabkan matinya kalbu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ المُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ
“Sesungguhnya orang yang beriman melihat dosa-dosanya seperti ketika duduk di bawah gunung, dia takut kalau gunung tersebut jatuh menimpanya. Adapun orang yang fajir melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat (terbang) di depan hidungnya.” (HR. Bukhari no. 6308).
5. Jagalah hatimu agar iman yang terukir di dalamnya tetap hadir, dan waspada terhadap pengaruh yang datang dari luar dirimu agar iman itu berkembang dan bersemi di samudra hatimu yang luas.
Pemateri: Ustadz Faisal Kunhi M.A
[Ln]