AMAL spiritual dapat menjadi salah satu sumber motivasi keharmonisan keluarga. Motivator rumah tangga Cahyadi Takariawan menjelaskan ada banyak sumber motivasi yang bisa menjadi energi untuk mempertahankan keutuhan dan keharmonisan rumah tangga.
Masing-masing memiliki kekuatan yang berbeda-beda dalam seberapa besar kemampuan mempertahankan keutuhan keluarga.
Ada sangat banyak aktivitas spiritual atau ibadah yang akan menenteramkan jiwa.
Berzikir, mengingat Allah sepanjang waktu, adalah amal spiritual yang akan menenangkan jiwa, menjauhkan dari kegelisahan dan kekacauan perasaan.
Jiwa menjadi tenang dan tenteram dengan dzikrullah. Hati menjadi nyaman karena selalu mengingat Allah dalam semua kondisi.
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Baca Juga: Sumber Motivasi Keharmonisan Keluarga
Sumber Motivasi Keharmonisan Keluarga dari Amal Spiritual
Membaca Al Qur’an, mentadaburi makna ayat-ayat yang tengah dibaca, sembari merenungkan kehidupan yang tengah dijalani, adalah bagian dari bahan bakar spiritual.
Misalnya, baca pernyataan Allah:
“Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah” (Adz Dzariyat: 51).
Kewajiban kita hanyalah beribadah kepada Allah, dalam segenap langkah kehidupan kita.
Selanjutnya, mencetak generasi baru untuk beribadah kepada-Nya, agar risalah kebenaran senantiasa ditegakkan di sepanjang zaman.
Artinya, misi hidup kita bukanlah untuk bersenang-senang, namun untuk melakukan perjuangan dalam kerangka ibadah kepadanya.
Mengkaji hadis Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan menemukan banyak arahan agar senantiasa hidup dalam kelurusan orientasi. Misalnya, pernyataan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits arba’in berikut:
«اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّ ةِ. وَاعْلَمْ أَنَّ مَاأَخْطَأَكَ ؛ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ ، وَمَا أَصَابَكَ ؛ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا».
“Jagalah agama Allah niscaya engkau akan mendapati Allah di hadapanmu, kenalilah Allah dalam keadaan lapang niscaya Dia akan mengenalmu ketika kamu dalam keadaan susah.
Ketahuilah apa yang ditakdirkan tidak akan mengenaimu niscaya tidak akan kau dapatkan, dan apa yang ditakdirkan menimpamu tidak akan meleset.
Ketahuilah kemenangan itu dengan kesabaran, kelapangan itu bersama kesusahan dan kemudahan itu bersama kesulitan.” (HR. Ibnu Sunni, Abu Ya’la, Imam Ahmad, Ath-Thabrani Al-Hakim, Al-Baihaqi)
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita sikap hidup yang senantiasa dekat dengan Allah dalam segala keadaan.
Semestinya kita tidak perlu terjebak dalam kesempitan urusan hidup berumah tangga, apabila senantiasa memiliki kedekatan dengan Allah.
Pada kondisi kamu bertepuk sebelah tangan, kamu ingin berlaku baik kepada pasangan tetapi disalahpahami.
Kamu ingin membahagiakan pasangan tetapi tidak ditanggapi, kamu ingin bermesraan dengan pasangan tetapi merasa tidak diperhatikan.
Maka ingatlah kamu masih memiliki tempat untuk mencurahkan semua kesedihan: kepada Allah!
Suatu ketika kamu merasa dizhalimi, suatu saat kamu merasa disakiti dan dianiaya oleh pasangan, dan kamu tidak berdaya menghadapinya.
Suatu saat kamu merasa dikasari fisik dan perasaan, suatu ketika kamu merasa dilecehkan dan dihina pasangan, pada kondisi seperti itu ingatlah bahwa kamu memiliki Allah.
Yakinlah kepada Allah yang selalu mendengarkan keluhan kamu, yang siap menyembuhkan luka hati, yang siap mengabulkan doa, yang siap memberikan pahala besar atas kesabaran dan keikhlasan menghadapi perilaku pasangan.
Maka, pengorbanan kamu tidak akan pernah sia-sia di sisi Allah.[ind]