SUMBER munculnya dosa adalah ketika seseorang mendustai hati nuraninya sendiri. Pada dasarnya manusia cenderung pada kebaikan. Ketika ia melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kebaikan itu sendiri hati nuraninya akan mengalami kecemasan. Ini adalah sebuah kenyataan.
Ketika ia memaksakan diri menentang hati nuraninya maka ia sedang berdusta karena melawan kenyataan. Dusta adalah menolak atau menentang fakta, maka saat itulah berbagai pelanggaran terjadi.
Baca Juga: Dosa yang Dianggap Kecil ternyata Besar di Sisi Allah
Sumber Dosa Adalah Mendustai Hati Nurani
Ada sebuah ungkapan:
رَأْسُ الذُّنُوْبِ الكَذِبُ
“Pangkal dosa itu adalah kebohongan.”
Ustadz Faisal Kunhi M.A memberikan beberapa kata mutiara serta hadis yang memperkuat penyataan di atas:
1. Sumber dosa adalah ketika seseorang mendustai hati nuraninya karena hati kecil itu selalu mencintai kebenaran.
2. Kebohongan hanya menyelamatkan seseorang sementara tetapi menghancurkan selamanya.
3.
أصدق الصِّدق الأمَانَة وأكذب الكذب الخيانة
“Puncak kejujuran adalah sifat amanah, dan puncak kedustaan adalah khianat.“ (Abu Bakar Ash Shdidiq)
4. Dusta itu sama seperti mayit, seseorang itu dikatakan hidup jika dipercaya perkataannya, dan jika ia sering berdusta maka batallah kehidupannya.
5.
إياك وكثرة الاعتذار، فإن الكذب كثيراً ما يُخالط المعاذير لقمان الحكيم
“Jauhilah banyak beralasan karena kebanyakan dusta bercampur dengan alasan.” (Luqmanul Hakim)
6.
“من يكذب يسرق“
“Siapa yang berdusta maka ia akan mencuri, awalnya ia hanya mencuri kepercayaan yang diberikan kepadanya dan pada akhirnya ia akan mencuri harta.”
7.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
Dari ‘Abdullâh bin Mas’ud Radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Rasulullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga.
Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur.
Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka.
Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).’” (HR. Ahmad)
Demikianlah dusta menjadi sumber dari segala kejahatan dan keburukan. Maka untuk mengjauhi itu semua, seseorang harus memulai jujur pada dirinya sendiri. [Ln]