SIAPA Orang yang cerdas menurut Rasulullah Rasulullah bersabda :
أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ أَكْيَاسٌ
“Seseorang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati, maka mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259, lihat ash-Shahihah no. 1384)
Baca Juga: Perumpamaan Orang yang Cerdas
Siapa Orang yang Cerdas Menurut Rasulullah?
Imam Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban al-Busty رحمه الله berkata :
لسان العاقل يكون وراء قلبه ، فإذا أراد القول رجع إلى القلب ، فإن كان له قَالَ ، وإلا فلا.والجاهل قلبه في طرف لسانه ، مَا أتى على لسانه تكلم به ، وما عقل دينه من لم يحفظ لسانه
“Lisan orang yang cerdas berada di belakang hatinya. Ketika dia hendak berbicara, maka dia akan bertanya terlebih dahulu kepada hatinya.
Apabila (perkataan itu bermanfaat) bagi dirinya, maka dia pun akan berbicara, namun apabila tidak bermanfaat, maka dia akan diam. Sementara orang yang bodoh, hatinya itu berada di ujung lisannya.
Dia akan membicarakan apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya. Seseorang yang tidak bisa menjaga lidahnya, berarti tidak cerdas terhadap agamanya.” (Raudhatul ‘Uqalaa’ wa Nuzhatul Fudhalaa’ hal 49)
Imam Ibnu Taimiyah رحمه الله berkata :
لَيْسَ الْعَاقِلُ الَّذِي يَعْلَمُ الْخَيْرَ مِنْ الشَّرِّ وَإِنَّمَا الْعَاقِلُ الَّذِي يَعْلَمُ خَيْرَ الْخَيْرَيْنِ وَشَرَّ الشَّرَّيْنِ
“Seseorang yang cerdas itu bukanlah orang yang tahu mana yang baik dari yang buruk.
Akan tetapi, orang yang cerdas itu adalah orang yang tahu mana yang terbaik dari dua kebaikan, dan manakah yang lebih buruk dari dua keburukan.” (Majmuu’ al-Fatawa XII)
Imam al-Utsaimin رحمه الله berkata :
“Seorang yang cerdas, apabila dia membaca al-Qur’an dn berusaha menghayatinya, maka dia akan tahu nilai dunia ini, bahwa dunia ini bukanlah apa-apa, bahwa dunia ini ladang untuk akhirat.
Maka, lihatlah apa yang telah engkau tanam di dunia ini untuk akhiratmu.
Jika engkau telah menanam kebaikan, maka berbahagialah dengan hasil panen yang akan membuatmu ridha. Namun bila keadaannya sebaliknya, berarti engkau telah rugi dunia & akhirat.” (Syarah Riyadhus Shalihin III/358).
[Cms]
Ustaz Najmi Umar Bakkar
https://telegram.me/najmiumar