• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Jumat, 9 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Semangat Imam Syafi’i Dalam Ilmu

Januari 14, 2022
in Khazanah
Semangat Imam Syafi’i Dalam Ilmu

Ketika Ketulusan Seorang Ulama Diuji (Foto: Pixabay)

77
SHARES
595
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

Chanelmuslim.com – Semangat Imam Syafi’i Dalam Ilmu

Al-Muzani atau Ar-Rabi’ mengatakan, “Pada suatu ketika, aku berbincang-bincang dengan Imam Asy-Syafi’i, tepatnya antara waktu dzuhur dan ashar disebuah bangku yang terbuat dari batu dengan satu hidangan. Ketika itu Imam Asy-Syafi’i  duduk bersandar –atau perawi mengatakan, bersandar pada Al-Usthuwanah (sebuah drum).” Atau mengatakan, “Bersandar kepada yang lain.” Tiba-tiba seseorang yang sudah lanjut usia dan berjubah yang terbuat dari wol lengkap dengan surban dan sarungnya yang juga terbuat dari wol dengan menggenggam tongkat ditangannya menemuinya.”

Baca Juga: Imam asy Syafi’i, Maksiat, dan Hapalan

Semangat Imam Syafi’i Dalam Ilmu

Perawi melanjutkan ceritanya, “Melihat kedatangan lelaki tua tersebut maka Imam Asy-Syafi’I pun berdiri sambil merapikan pakaiannya. Setelah itu ia duduk kembali dengan tegak.”

Perawi bercerita lebih lanjut, “Lelaki tua itu mengucapkan salam dan kemudian duduk. Imam Asy-Syafi’i memandang lelaki itu dengan penuh hormat. Tiba-tiba lelaki tua itu berkata kepadanya, “Aku ingin bertanya.” Imam Asy-Syafi’i menjawab, “Bertanyatalah.” Lelaki tua itu bertanya lebih lanjut, “Aku menginginkan hujjah tentang agama Allah?” Asy-Syafi’i menjawab, “Kitab Suci.” Lelaki itu bertanya lebih jauh, “Kemudian apa?” “Sunnah Rasulullah,” jawabnya. Lelaki itu bertanya lebih jauh, “Kemudian apa?” “Kesepakatan (ijma) ulama,” jawabnya. Darimana kamu mengatakan, “kesepakatan ulama?” tanyanya meyakinkan. Imam Asy-Syafi’i menjawab, “Dari kitab suci.” “Manakah dari kitab suci yang kamu maksudkan itu?” tambahnya.

Perawi melanjutkan ceritanya, “Mendengar pertanyaan terakhir ini, maka Imam Asy-Syafi’i berpikir sejenak. Tiba-tiba lelaki tua itu memperingatkan, “Kuberi waktu tiga hari kepadamu untuk menjawabnya. Jika kamu dapat mendatangkan dalil tersebut dari kitab suci tentang kesepakatan ulama tersebut, maka kamu benar. Dan jika tidak, maka bertaubatlah kepada Allah.” Mendengar peringatan lelaki lanjut usia itu, raut muka Imam Asy-Syafi’i nampak berubah pucat pasi.

Setelah pertemuan itu, Imam Asy-Syafi’i  pergi mengisolasi diri dan tidak keluar dari tempatnya selama tiga hari.”

Perawi melanjutkan ceritanya, “Pada hari ketiga, ia pun menemui kami kembali tepat pada waktu tersebut maksudnya antara dzuhur dan ashar-. Raut muka, kedua tangan, dan kedua kakinya nampak membengkak karena sakit. Dan ia pun segera duduk.” Lelaki lanjut usia itu mengingatkan, “Kebutuhanku.” Imam As-Syafi’i mengatakan, “Ya. Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Penyayang. Allah berfirman, “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (An-Nisa:115)

Kita tidak dimasukkan kedalam neraka jahannam karena mengikuti selain orang yang beriman kecuali wajib (maksudnya, wajib mengikuti jalan orang yang beriman. Mendengar jawaban Imam Asy-Syafi’i, maka lelaki lanjut usia itu mengatakan, “Kamu benar.” Lalu ia pun bangkit dan pergi.”

Al-Faryabi mengatakan, “Al-Muzani atau Ar-Rabi’ mengatakan, “Asy-Syafi’i mengatakan, “Ketika lelaki lanjut usia itu pergi, maka kuputuskan untuk membaca Al-Quran sebanyak tiga kali dalam waktu sehari semalam hingga aku memahaminya.”

Sumber :   Golden Stories Kisah-Kisah Indah Dalam Sejarah Islam, Mahmud Musthafa Sa’ad, DR. Nashir Abu Amir Al-Humaidi, Pustaka Al-Kautsar

Tags: Semangat Imam Syafi’i Dalam Ilmu
Previous Post

Militer Australia akan Rekrut Imam Muslim Pertama

Next Post

Ini Daftar Nama Rektor dan Pejabat Eselon Yang Dilantik Menag

Next Post

Ini Daftar Nama Rektor dan Pejabat Eselon Yang Dilantik Menag

Badan Ekonomi  Kreatif Segera Bangun Kota Kreatif di Indonesia

Bedah Buku "Detik-Detik Penghancuran Keluarga Muslim" di IBF 2015

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga