SATU slice pizza dan sebuah kenangan, ditulis oleh Ustaz Arafat. Sebuah restoran pizza membuka cabang barunya tidak jauh dari tempat tinggal kami. Sebagai promo, mereka memberi diskon 50 persen.
Kebetulan tadi malam selepas shalat Tarawih, saya masih ada satu acara lagi yang berdekatan dengan restoran pizza tersebut. Akhirnya, sekalian jalan pulang saya membeli pizza untuk keluarga.
Saudara, di balik satu slice pizza memiliki kenangan yang tidak akan terhapus dari ingatan saya. Kenangan tentang seorang pahlawan muslimah yang jujur dan sederhana.
Dialah Ustazah Yoyoh Yusroh yang wafat pada tahun 2011. Tidak mudah menemukan Anggota DPR yang istiqomah dalam jalan dakwah seperti beliau.
Mengapa pizza ini mengingatkan saya kepadanya? Karena pernah suatu hari anak-anaknya mengajak makan di restoran pizza. Saat itu mereka bertanya kepadanya,
“Bagaimana rasa pizza ini menurut Umi?”
“Kalau Umi sih kurang suka makan pizza. Karena makanan ini terlalu enak,” begitulah cara beliau menanamkan kesederhanaan kepada keluarganya.
Baca Juga: Punya Sisa Roti Tawar? Sulap Jadi Pizza Roti Tawar yang Mengeyangkan
Satu Slice Pizza dan Sebuah Kenangan
Cerita ini saya baca dari biografi beliau. Sekali sebuah tulisan membekas di hati, maka tidak akan mudah menghapusnya dari ingatan kita.
Itulah sebabnya kita perlu menulis. Atau sekurangnya kita berbagi tulisan-tulisan yang bermanfaat, karena siapa yang menduga di antara tulisan tersebut akan ada yang membekas bagi saudara-saudara kita yang lain.
Jika sebuah peluru hanya mampu menembus satu kepala, maka sebuah tulisan mampu menembus ribuan kepala.
Sahabat ChanelMuslim, kamu bisa berlatih menulis dengan menyusun jurnal harian seperti diary atau menuangkan ide dan lintasan pikiran di note ponsel kamu.
Semoga dengan mulai rutin menulis, kenangan-kenangan dan ide kamu dapat tersampaikan dan terdokumentasi.
Lebih baik lagi, jika kamu dapat mempublikasikan tulisanmu di media, minimal media sosial. Tetap semangat.[ind]
Sumber: https://t.me/semangatsubuh