ChanelMuslim.com – Sahabat muslim, sungguh tulisan tentang kisah-kisah sakaratul maut dari Diah Rima di akun Facebook-nya dengan nama Diah Rima pada 18 November 2019 pukul 21.23 WIB sangat memotivasi kita untuk terus berjuang menjadi pribadi yang akan meninggal dengan keadaan husnul khatimah.
Baca Juga: Sakaratul Maut Paling Berkesan
Sakaratul Maut, Tulisan Diah Rima Ini Bikin Merinding sebagai Muslim
Berikut kutipan tulisan yang mengunggah jiwa ini:
Selama 15 tahun dalam pekerjaan saya, saya banyak sekali melihat langsung bagaimana akhir hidup seseorang.
Berbagai macam “gaya” dan tingkah ketika kematian itu datang.
Gaya dan tingkah laku kematianmu adalah apa yang biasa kamu lakukan di waktu terdekat kematianmu. Sungguh itu benar adanya.
Pernah suatu saat, saya mengantarkan kepergian salah seorang pasien bergidik dan sedih hati ini. Karena kata terakhir yang diucapkannya adalah uang saya ..uang saya …!
Beliau dengan paniknya melihat ke bawah tempat tidurnya, matanya panik ketakutan dan terus mengatakan selamatkan uang saya.
Menangis keluarga mendengarnya, dibisikkan kalimat tauhid. Tetap bilang uang saya selamatkan!! Tak lama meninggal.
(Mungkin ada teman yang ingat kejadian ini, ingat sampai beberapa waktu kita tidak nafsu makan karena perasaan takut dan ngeri melihatnya)
Baca Juga: 16 Manfaat Mengingat Kematian
Kematian Penggemar Kidung Sunda
Atau saya pernah mengantarkan kepergian seorang wanita. Beberapa hari sebelum kematiannya. Dia hanya ingin mendengar kidung Sunda, dia selalu bernyanyi, disetel ayat Alquran, berontak marah suruh ganti lagu kidung Sunda, sambil bernyanyi. Terkadang tangannya melambai-lambai, ikut menari.
Bergidik, karena kami tahu keadaannya sudah endstate dan seharusnya bukan lagu atau musik tapi beliau hanya mau bernyanyi dan menari. Tak lama meninggal.
(Mungkin ada yang ingat? Memori kita ke masa itu sebagai pelajaran).
Pernah juga seorang mantan PSK yang mempunyai susuk di beberapa titik dirinya. Tersiksa tidak bisa pergi, lama sekali. Jika malam datang, terkadang kami pun takut dengan dirinya.
Karena ada pantulan cahaya di beberapa titik wajahnya dan aroma mistik kental sekali. Sampai-sampai kami tidak berani jika menanganinya sendirian.
Walau akhirnya meninggal tapi kasihan tersiksa. Semua lubang di dalam dirinya keluar kotorannya. Semoga dengan Allah timpakan itu di dunia sebelum kematiannya Allah mengampuni sebagian dosanya.
Maka pesan saya, lepas semua kemusyrikan sekarang juga, yang punya jimat atau yang sedang berkompromi dengan dukun orang pintar atau orang bodoh. Cabut, lepas semua, mohon ampun.
Ajal tidak tahu kapan datangnya. Jika masih ada kemusyrikan. Dosanya besar tidak akan diampuni sebelum taubatan nasuha.
Baca Juga: Peristiwa Kematian, SKS Kuliah Terpenting dalam Kehidupan
Sakaratul Maut Pasien Down Sindrom
Yang paling mudah, pernah saya melihat pasien dengan down sindrom, sudah usia. Sudah direncanakan pulang ke rumah. Subhanallah karena memang tidak punya dosa, secepat itu wafatnya.
Ketika itu ada bel, saya datang. Tanya ke pasien ada apa? Dia agak gelisah, tapi ditanya keluhan tidak ada. Saya katakan nanti ya saya ambil tensi dulu. Baru beranjak ke pintu, keluarganya teriak.
“Suster, adik saya,” dilihat sudah tidak respon. Nadi sudah tidak ada, langsung dilakukan RJP oleh tim walau sia-sia karena semudah itu beliau pergi.
Keluarga terlihat sedih tapi bahagia, bahagia bukan karena senang tidak mengurusnya lagi tapi bahagia karena kematiannya yang mudah. Mereka bilang adik saya tidak pernah merepotkan dalam hidupnya. Kematiannya pun betapa dia tidak merepotkan.
Ada juga yang ketika ajalnya sudah dekat. Ada pasien yang minta dipakaikan jilbab dan pakaian menutup aurat lengkap. Dia melihat ada yang datang, dia bilang ada yang datang, saya mau aurat saya tertutup. Beberapa jam kemudian wafat.
Dan banyak cerita akhir hidup lainnya. Saya jadi berfikir mau seperti apa akhir hidup saya. Semua pilihan ada pada diri saya. Mau selalu berdzikir atau melantunkan ayat Alquran atau ingin naudzubillah scroling hp? Atau nonton Drakor atau bernyanyi? Atau menghitung untung rugi?
Semua pilihan akhir hidup saya adalah keputusan saya sendiri untuk menjadi baik atau buruk ingin akhir yang baik .. semua ingin juga kan ya? Tapi usaha kita apa.
Masya Allah. Sebuah nasihat indah sekali buat kita ya, Sahabat muslim.
Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
“Setiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan kondisi meninggalnya” (HR Muslim no 2878)
Berkata Al-Munaawi,
أَيْ يَمُوْتُ عَلَى مَا عَاشَ عَلَيْهِ وَيُبْعَثُ عَلَى ذَلِكَ
“Yaitu ia meninggal di atas kehidupan yang biasa ia jalani dan ia dibangkitkan di atas hal itu” (At-Taisiir bi Syarh Al-Jaami’ As-Shogiir 2/859). Wallahua’lam.[jwt]